Technology

Bank Dunia lirik blockchain untuk terbitkan obligasi

Published on
Min read
3 min read
time-icon
Maria Yuniar

Experienced Content Editor with a demonstrated history of working in the information technology and services industry. Skilled in News Writing, Headline Writing, Breaking News, Editing, and Feature Writing. Strong media and communication professional with a Graduate focused in Applied English Linguistics from Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

bank_dunia_lirik_blockchain_untuk_terbitkan_obligasi_EKRUT.jpg

Commonwealth Bank of Australia (CBA) belum lama ini mendapat mandat dari Bank Dunia untuk menerbitkan obligasi pertama dengan teknologi blockchain. Obligasi tersebut dinamakan Bond-i. Tujuan penerbitan obligasi ini untuk memudahkan peningkatan modal dan proses perdagangan.

Bank Dunia dan CBA mengklaim, permintaan terhadap instrumen utang yang dioperasikan dengan teknologi blockchain ini sangat besar. Sebab, teknologi blockchain dianggap aman karena lebih sulit untuk diretas dan prosesnya cepat. Bank Dunia menjelaskan, teknologi ini secara aman mencatat semua transaksi pada rantainya.

Bond-i libatkan banyak pihak

Executive General Manager CBA, James Wall mengungkapkan, bank asal Australia tersebut melakukan pendekatan kolaboratif bersama lembaga keuangan terkemuka, badan pemerintah, serta perusahaan lain. Tujuannya,  untuk menciptakan inovasi melalui blockchain. Instrumen investasi Bond-i tersebut baru akan diluncurkan Bank Dunia dan CBA setelah proses konsultasi dengan para investor.

Hingga saat ini, memang belum ada informasi mengenai jumlah maupun tanggal penerbitan obligasi tersebut. Kelak, obligasi ini akan dikeluarkan dan didistribusikan pada platform blockchain. Bank Dunia dan CBA yang akan mengoperasikan platform ini. 

Baca juga: Blockchain dan efisiensi industri

Obligasi blockchain janjikan efisiensi

Mulanya, penggunaan blockchain oleh CBA muncul ketika Australian Securities Exchange berencana menerapkan teknologi yang sama untuk memotong biaya perdagangan ekuitas pada tahun 2020. Ternyata, rencana penerbitan obligasi blockchain tersebut mendapat respons positif dari berbagai pihak. 

Sebab, blockchain menjanjikan penyederhanaan proses dengan memangkas keberadaan perantara dan agen pasar modal utang. Langkah ini dapat membantu penghimpunan dan perdagangan modal, sekuritas perdagangan, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional dan pengawasan regulator. 

Obligasi negara berkembang capai triliunan rupiah

Selama ini, Bank Dunia sudah menghabiskan dana sebesar US$ 50 miliar (Rp 725 triliun) sampai US$ 60 miliar (Rp 870 triliun) per tahun untuk menerbitkan obligasi di negara-negara berkembang.

Oleh karena itu, Direktur Informasi Bank Dunia, Denis Robitaille berharap obligasi rintisan ini dapat menjadi upaya untuk memberi saran kepada klien-klien negaranya mengenai kesempatan dan risiko dari teknologi disruptif.

Baca juga: Blockchain dan masa depan negara berkembang

Bagaimana pendapatmu mengenai obligasi dengan teknologi blockchain ini? Apakah sebagai negara berkembang, Indonesia juga akan memperdagangkannya?

bank dunia lirik blockchain untuk terbitkan obligasi EKRUT

Sumber:

  • kontan.co.id
  • computerworld.com.au
  • wartaekonomi.co.id
  • cnbcindonesia.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    cryptocurrency.jpg

    Technology

    Apakah Mata Uang Digital dapat Mengatasi Inflasi?

    Widyanto Gunadi

    06 October 2022
    0 min read
    Depositphotos_130855816_s-2015.jpg

    Technology

    Blockchain dan efisiensi industri

    Maria Yuniar

    30 September 2022
    3 min read
    tabungan-berjangka-adalah-EKRUT.jpg

    Careers

    Belajar rutin menabung lewat tabungan berjangka

    Nur Lella Junaedi

    30 September 2022
    5 min read

    Video