Expert's Corner

Ekspektasi Atasan yang Ideal dan Alasan yang Membuat Karyawan Resign

Published on
Min read
7 min read
time-icon
Nurina Ulfah

Experienced in content writing and editing with a demonstrated history of working in a startup company. Currently, looking for new opportunities that match her passion in writing and editing.

Infographic_Ekspektasi_Atasan_yang_Ideal_beserta_Alasan_yang_Membuat_Karyawan_Resign.png

Atasan yang ideal menjadi salah satu tolok ukur sebuah perusahaan untuk dapat melanggengkan kinerjanya. Tak dipungkiri, faktor atasan yang ideal menjadi hal subtil dalam dunia kerja. Faktor ini juga dapat menjadi salah satu hal yang disorot jika terjadi penurunan kinerja maupun melambatnya perkembangan perusahaan secara keseluruhan. Pasalnya, atasan juga menjadi salah satu penyebab karyawan resign.

Atasan yang ideal dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan sebuah karyawan maupun perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis ekspektasi atasan yang ideal dalam sebuah formasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan survei ekspektasi atasan yang ideal seperti berikut ini.

Dalam dunia kerja, tentu terdapat skill yang harus dimiliki agar dapat menjadi atasan yang ideal. Untuk menjadi seorang atasan yang ideal, kamu harus menguasai tips berikut agar dapat diterapkan dalam pekerjaanmu. Artikel ini akan mengupas ekspektasi atasan yang ideal melalui perspektif karyawan, serta alasan yang membuat karyawan resign. Untuk itu, mari simak informasi lengkapnya di sini!

Mengapa ekspektasi atasan yang ideal itu penting?


Atasan yang ideal mampu membawa perusahaan bergerak maju. (Sumber: EKRUT)

Menjadi seorang atasan yang ideal tentu sudah menjadi keinginan tiap orang. Lalu, mengapa ekspektasi atasan yang ideal itu penting? Sebab, ekspektasi dapat membawamu pada realitas yang sesungguhnya bila dibarengi dengan kemampuan. Untuk merealisasikan ekspektasi tersebut, tentu terdapat beberapa skill yang perlu dikuasai untuk menjadi atasan yang ideal.

Atasan yang ideal adalah fondasi terpenting sebuah perusahaan, yang dapat memengaruhi dan menginspirasi orang lain. Atasan yang ideal harus mampu menciptakan dan mengembangkan visinya, lalu membuatnya menarik dan meyakinkan. Dengan visi, seorang atasan memiliki falsafah yang jelas tentang ke mana mereka ingin berjalan, bagaimana cara menujunya, dan seperti apa kesuksesan tersebut.

Seorang atasan yang ideal juga harus mampu mengartikulasikan visi dengan jelas dan terstruktur. Hal ini bertujuan untuk memastikan karyawan dapat memahami upaya yang harus mereka kontribusikan pada tujuan tersebut. Fokus mencapai visi dengan antusiasme juga membantu atasan untuk menginspirasi dan mendorong orang lain untuk melakukan hal serupa.

Nah, berikut ini akan dijabarkan beberapa alasan bahwa ekspektasi atasan yang ideal merupakan hal yang penting.

  • Memberi contoh bagi karyawan atau departemen lainnya. Sebagai pemimpin perusahaan, karyawan meminta bimbingan kepada atasan tentang cara berperilaku dan melakukan tanggung jawab pekerjaan mereka.
  • Dapat menentukan strategi perusahaan. Dalam pekerjaan, strategi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Seorang atasan bertanggung jawab menentukan arah perkembangan perusahaannya. Contohnya seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Hal ini tentu membutuhkan strategi. Strategi dapat membawa perusahaan berjalan mengarungi tiap rintangan yang dihadapi. Sementara itu, semua adalah hasil arahan dari atasan.
  • Seorang atasan yang ideal selalu memiliki inisiatif agar mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang ada dalam perusahaan. Atasan yang ideal tentu bersedia untuk terlibat dalam proses perusahaan yang berkaitan dengan perbaikan dan penyelesaian masalah.
  • Sikap atasan yang ideal sangat dibutuhkan dalam perusahaan, salah satunya untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan semua orang yang terlibat dalam pekerjaan agar mencapai tujuan bersama. Mengarahkan atau mengkoordinasikan berarti bertindak dan mengajak para karyawan untuk menghargai setiap proses atau langkah yang dijalankan.

Alasan yang membuat karyawan resign


Atasan menjadi salah satu penyebab mengapa karyawan resign. (Sumber: EKRUT)

Melansir data statistik dari businessolver, 92% orang mengatakan akan bertahan di pekerjaannya jika atasan bisa lebih menunjukkan rasa empati. Kemudian, menurut survei yang dihimpun oleh one4all, 79% orang merasa bahwa atasannya tidak peduli dengan tingkat kebahagiaan karyawannya.

Berdasarkan data statistik tersebut, EKRUT mencoba membuktikannya melalui survei followers di Instagram. Sebanyak 579 orang berpartisipasi untuk mengisi survei yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu dan berikut hasilnya.

68,75% setuju bahwa atasan menjadi alasan terbesar untuk resign dan memengaruhi kebahagiaan saat bekerja. Di sini dijelaskan bahwa keputusan untuk resign dipengaruhi atasannya.

Namun, saat dihadapkan dengan empat pilihan alasan untuk resign, hasilnya adalah sebagai berikut:

  • 43,40% gaji dan benefit lainnya
  • 34,22% merasa berkembang
  • 15,67% masalah dengan atasan
  • 6,69% tidak ada promosi jabatan

Dapat dirangkum bahwa gaji dan benefit masih menjadi pertimbangan utama untuk resign.

Pada infografik selanjutnya, mengenai kualitas atasan dan ekspektasi yang diharapkan, hasilnya sungguh mengejutkan. 7 dari 10 orang merasa bahwa atasannya tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memimpin. Berikut beberapa hasil lainnya yang mendukung hasil survei sebelumnya:

  • 62,5% atasan tidak membuka ruang diskusi dan kritik di timnya
  • 33,06% atasannya tidak bisa mengomunikasikan ekspektasinya secara jelas
  • 23,87% atasan tidak bisa menjelaskan alasan di balik keputusannya

Kemudian, saat kami mengajukan pertanyaan, “Apakah atasanmu bisa membantu perkembangan kariermu?”. Sebanyak 72,49% orang tidak percaya bahwa atasannya dapat membantu perkembangan kariernya. Sementara, 27,51% orang setuju.

Inilah beberapa kriteria ideal seorang atasan yang kami dapatkan di akhir survei:

  • Tegas, komunikatif, dan peduli akan perkembangan karier karyawannya
  • Yang mau mendengar keluhan stafnya, tidak tertutup akan kritik, dan bersikap adil
  • Mengetahui dan bisa menyampaikan visi dan misi perusahaan dengan jelas ke stafnya

Lantas, bagaimana cara terbaik untuk menjalin hubungan dengan atasan dalam bekerja? Untuk itu, simak ulasan lebih lengkap terkait ekspektasi atasan yang ideal di bawah ini.

10 Ekspektasi atasan yang ideal


Atasan yang ideal menurut perspektif karyawan. (Sumber: EKRUT)

Berlandaskan survei yang dikumpulkan oleh EKRUT, ekspektasi atasan yang ideal dapat memberikan pengaruh utama dalam peran mereka. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai ekspektasi atasan yang ideal.

1. Berintegritas

Integritas adalah karakter atasan yang ideal dan penting bagi perusahaan. Integritas membantu atasan membuat keputusan penting dan menentukan arah perusahaan. Seorang atasan yang jujur dan sungguh-sungguh akan membuat perusahaan makin maju dan berkembang. Hal ini karena semua keputusan yang diambil dinilai secara objektif dan adil.

2. Inspiratif

Atasan yang ideal dipercaya mampu memberikan inspirasi dan pengaruh bagi orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, menjadi seorang atasan yang dapat menginspirasi para karyawannya adalah hal yang penting. Dengan kemampuannya menginspirasi, atasan sanggup memberikan pandangan dan visi dari sebuah perusahaan.

3. Inovatif

Atasan yang inovatif adalah yang mampu memberikan gagasan baru sehingga perusahaan dapat beradaptasi dengan kondisi eksternal dan mencapai tujuannya. Karena peran atasan sangat kuat dalam sebuah perusahaan, menjadi inovatif mampu menggerakan anggota-anggota lainnya untuk berpikir kreatif. Atasan yang inovatif memiliki kemampuan yang hebat dalam melihat peluang dan mengembangkannya. Dengan begitu, para karyawan pun akan terpengaruh untuk berinovasi dan berkreativitas.

4. Berkomitmen

Atasan yang berkomitmen merupakan faktor penting dalam menjalani tanggung jawab yang diembannya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa komitmen berarti bersama-sama membawa kepemimpinan kepada keberhasilan. Dengan berkomitmen, maka atasan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Pasalnya, komitmen merupakan mesin penggerak dalam mengimplementasikan kebijakan, sehingga dapat menyumbangkan sesuatu terhadap pekerjaan.

5. Memotivasi

Atasan yang memotivasi adalah atasan yang membuat para karyawan merasa dibutuhkan kontribusinya. Kemudian, atasan yang ideal harus memotivasi karyawannya agar berani untuk berkontribusi dalam memberikan ide-idenya.

6. Solutif

Sosok atasan yang ideal adalah yang cerdas dan mampu memberikan banyak solusi terhadap berbagai persoalan pekerjaan. Sebab, atasan yang solutif dapat membaca struktur masalah dan memetakannya ke dalam tahapan-tahapan pemecahan dalam mencari jalan keluar atau solusi. Sehingga, atasan yang solutif tidak mudah panik dan dapat mencerna persoalan-persoalan di hadapannya dengan jernih dan penuh solusi.

7. Komunikatif

Hal lain yang dapat dilakukan untuk menjadi seorang atasan yang ideal adalah dengan membuka komunikasi dengan karyawan. Dengan lebih dekat dengan karyawan, seorang atasan dapat berbicara dari hati ke hati dan membuatnya merasa lebih leluasa untuk mengutarakan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan. Pasalnya, seorang atasan yang ideal adalah yang komunikatif atau dapat mengomunikasikan masalah pekerjaan dengan baik dengan karyawannya.

8. Optimis

Penting untuk selalu menjadi atasan yang optimis, sehingga karyawan merasa yakin kepada atasannya. Dengan sikap optimisme, atasan dapat mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.

9. Transparan

Menjadi atasan berarti atasan mengemban kepercayaan dari para karyawan. Sementara itu, kepercayaan adalah dasar dari tiap hubungan kepada siapapun. Dengan begitu, atasan yang ideal adalah seorang atasan yang bersikap terbuka atau transparan pada karyawannya.

10. Berempati

Atasan yang memiliki empati dan menjadi pendengar yang baik kepada karyawannya adalah salah satu ekspektasi atasan yang ideal. Tak hanya mendengar untuk sekadar merespons, namun mendengar untuk memahami. Saat seorang atasan berempati dan mendengarkan keluh kesah karyawannya, pahami dan pelajari semua yang dikatakan oleh karyawan. Ketika atasan melakukan hal tersebut, maka karyawan akan merasa bahwa atasan benar-benar peduli terhadap karyawan.

Itulah ekspektasi atasan yang ideal dan alasan yang membuat karyawan resign. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya!

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • indeed.com
  • your.yale.edu
  • smallbusiness.chron.com
  • Data Internal EKRUT
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    Header-Pro_Kontra_Pengesahan_RUU_KIA_yang_Mengatur_Cuti_Melahirkan_6_Bulan.png

    Expert's Corner

    Pro Kontra Pengesahan RUU KIA yang Mengatur Cuti Melahirkan 6 Bulan

    Fakhrizal Muttaqien

    09 November 2022
    10 min read
    Header_Individual_Contributor_vs_Manager_Kamu_Tipe_yang_Mana.png

    Expert's Corner

    Individual Contributor vs Manager: Kamu Tipe yang Mana?

    Natasya Primatyassari

    30 September 2022
    8 min read
    4_Faktor_Penyebab_Overpaid_Talent_di_Tech_Industry.png

    Expert's Corner

    4 Faktor Penyebab Overpaid Talent di Tech Industry

    Natasya Primatyassari

    29 September 2022
    7 min read

    Video