Expert's Corner

Penasaran, seperti apa sih software engineer di Tesla?

Published on
Min read
6 min read
time-icon
Maria Yuniar

Experienced Content Editor with a demonstrated history of working in the information technology and services industry. Skilled in News Writing, Headline Writing, Breaking News, Editing, and Feature Writing. Strong media and communication professional with a Graduate focused in Applied English Linguistics from Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

laptop-2592500__340.jpg
Q:
Apakah untuk menjadi software engineer, harus memiliki gelar yang sesuai? Atau apakah cukup dengan skill yang didapat di luar edukasi formal?

Terima kasih, Mas Niko.
 
Ananda Ganesha
 
A:
Untuk menjadi seorang software engineer, sebenarnya tidak harus memiliki gelar yang sesuai. Bagaimana dengan keterampilan yang diperoleh selain dari pendidikan formal? Jawabannya, tergantung dari perusahaan dan posisi yang kamu inginkan. Namun tentu saja, keterampilan-keterampilan itu pasti sangat bermanfaat.

Berdasarkan pengalaman, ada tiga hal yang paling penting untuk menjadi seorang software engineer. Pertama, pengalaman dan portofolio. Kedua, gelar akademik dan IPK atau GPA. Ketiga, networking atau koneksi di industri serta software. Ketiganya super penting dan saling terkait. Saya menempatkan networking dan koneksi di posisi terakhir karena memang dua hal itu tidak bisa ditemukan pada resume maupun CV.

Sekarang, network atau koneksi di industri teknologi dan software bisa dibangun dari mana saja dan kapan pun. Dengan kemajuan teknologi dan banyaknya perusahaan yang mencari solusi untuk mempermudah sosialisasi, kamu bisa mengembangkan potensi dalam networking, bahkan sejak masih SMA.

Melalui Facebook, LinkedIn, maupun berbagai website, kamu bisa menemukan banyak event yang berhubungan dengan teknologi di sekitarmu. Harga tiket masuk ke event-event tersebut biasanya terjangkau. Bahkan, ada yang gratis. Kamu hanya perlu mengetahui event-nya tentang apa, siapa yang jadi pembicara, dan modal berani buat kenalan dengan orang baru.

Kamu bisa bertukar kartu nama dengan orang-orang yang kamu jumpai di sana. Kalau tidak ada kartu nama, kamu bisa meminta izin untuk terhubung dengan mereka di LinkedIn. Dengan cara ini, kau bisa dengan mudah membangun networking dan koneksi setelah event selesai. Jadi, penting bagi kamu untuk memiliki akun LinkedIn dan tetap memperbaruinya. Mungkin nanti kamu akan kaget, ternyata koneksi semacam ini bisa berdampak positif bagi kariermu di kemudian hari.

Sementara itu, gelar akademik di bidang Computer Science atau Engineering dengan fokus pada software, akan sangat membantumu mendapatkan peluang magang dan pekerjaan pertama. Ambil sebanyak mungkin peluang project maupun internship. Biasanya, dua hal ini membantumu mendapatkan kesempatan wawancara kerja maupun saat kamu ingin melanjutkan kuliah S2.

Yang penting, kamu harus tetap belajar. Jadi lima tahun lagi, kamu tidak akan menyesal. Saat ini saya lihat, banyak perusahaan di Asia Tenggara dan Amerika Serikatyang masih mementingkan gelar akademik dan GPA dalam persyaratan mereka. Walaupun, perusahaan-perusahaan baru pun sepertinya sudah terlalu mementingkan hal tersebut. Saya rasa, yang paling penting untuk dapat bekerja sebagai software engineer adalah project (bisa project waktu kamu sekolah, atau project pribadi untuk membantu orang lain dalam bidang software) yang kamu cantumkan di resume. Begitu pula dengan pengalaman magang di dunia teknologi, yang benar-benar memberikanmu praktik dalam programming.

Saya tahu ada beberapa engineer hebat di Tesla yang bahkan tidak menyelesaikan kuliah. Namun dengan ketekunan dan niat mempelajari berbagai tutorial online, mereka akhirnya bisa lebih jago dibandingkan yang mendapatkan gelar dari universitas. Mereka juga memposting project-project mereka di Gitfub dan forum. Jadi, orang lain pun bisa berkontribusi dan memberi masukan. Mereka telah menyelesaikan magang di berbagai perusahaan, tanpa bayaran sekalipun. Kerja keras para engineer ini terbayar sekarang. Bahkan, ada beberapa dari mereka yang sudah menjadi manager di perusahaan-perusahaan besar.
 
Niko Questera

Sr. Firmware Integration Engineer, Factory of Tesla Motors

About the Expert

Niko Questera saat menempati posisi Sr. Firmware Integration Engineer, Factory di Tesla Motors sejak 2015, dengan pengalaman bekerja lebih dari delapan tahun. Niko lulus dari Purdue University, jurusan Electrical Engineering. Sebelumnya, ia menempuh pendidikan di Taylor's College dengan jurusan Engineering.

0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    peran_dan_tugas_vp_business_development_EKRUT.jpg

    Expert's Corner

    Mengulik peran dan tugas VP Business Development dari Bahaso

    Nur Lella Junaedi

    30 September 2022
    4 min read
    kisah-pengusaha-sukses-EKRUT.jpg

    Expert's Corner

    5 Kisah pengusaha sukses di bidang teknologi yang menginspirasi

    Nur Lella Junaedi

    30 September 2022
    5 min read
    perusahaan-yang-bergabung-dengan-EKRUT-minggu-ini.jpg

    Expert's Corner

    Catat, ini 3 perusahaan yang bergabung dengan EKRUT minggu ini

    Tsalis Annisa

    28 September 2022
    4 min read

    Video