Leverage merupakan salah satu jenis modal yang mendukung keberlangsungan perusahaan. Perlu diketahui bahwa modal bisnis dapat berasal dari ekuitas dan leverage. Namun, pengusaha atau perusahaan pada umumnya memilih menggunakan modal leverage karena dinilai lebih efisien sehingga ekuitas dapat digunakan untuk keperluan lain. Lalu, apa itu leverage? Secara garis besar, leverage memang dapat melipatgandakan keuntungan, tetapi di sisi lain juga melipatgandakan risiko kerugian jika perkembangan usaha tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perhitungan dari risiko dan potensi sangat perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Berikut informasi selengkapnya mengenai leverage keuangan beserta dengan rasio yang digunakan dalam pengukuran.
Apa itu leverage?
Leverage adalah modal pinjaman. (sumber: pexels)
Leverage adalah penggunaan modal pinjaman yang digunakan untuk melakukan investasi atau proyek. Dapat dikatakan bahwa leverage adalah utang untuk mengembangkan suatu proyek. Istilah ini banyak digunakan dalam pembahasan investasi dan konteks lingkungan bisnis. Leverage tidak hanya dapat digunakan untuk pengembangan bisnis, tetapi juga untuk pembiayaan pembelian peralatan dan aset lainnya. Para pebisnis cenderung memilih menggunakan leverage dalam pembelian aset daripada menggunakan ekuitas perusahaan. Aktivitas di mana pebisnis berutang untuk membeli kebutuhan perusahaan inilah yang dinamakan menggunakan leverage.
Alasan mengapa pebisnis lebih memilih menggunakan leverage daripada ekuitas adalah untuk meningkatkan daya beli mereka di pasar. Selain itu, meminjam pinjaman modal juga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan bisnis atau ROI (return of investment) yang lebih maksimal. Leverage memang dapat melipatgandakan potensi keuntungan bisnis atau ROI. Namun, di saat yang sama, leverage juga dapat melipatgandakan potensi risiko kerugian jika investasi tidak berjalan dengan baik. Ketika seseorang merujuk pada perusahaan, properti, atau investasi sebagai “highly leveraged”, artinya aset tersebut lebih banyak utang daripada ekuitas.
Konsep leverage juga digunakan oleh investor dan perusahaan. Investor menggunakan leverage untuk meningkatkan return of investment secara signifikan yang dapat diberikan pada investasi. Investor meningkatkan investasi mereka dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti options, futures, dan margin accounts. Sementara itu, perusahaan menggunakan untuk membiayai aset mereka. Alih-alih menerbitkan saham untuk meningkatkan modal, perusahaan dapat menggunakan pembiayaan utang untuk berinvestasi dalam operasi bisnis sebagai upaya meningkatkan nilai pemegang saham.
Baca juga: Financial Leverage Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Apa itu leverage ratio?
Leverage ratio menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan. (sumber: pexels)
Leverage ratio adalah rasio perbandingan jumlah utang dengan total aset perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa ini merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utangnya dengan jumlah aset yang dimiliki. Apabila suatu perusahaan memiliki leverage ratio tinggi, total aset yang dimiliki perusahaan tersebut lebih sedikit dibandingkan jumlah aset kreditornya. Oleh karena itu, leverage ratio dapat digunakan sebagai parameter apakah keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak. Jika leverage ratio makin besar, maka risiko gagal bayar ke kreditor pun juga makin tinggi.
Baca juga: Harga Pokok Penjualan (HPP): Pengertian, 3 Komponen, dan Cara Menghitungnya
3 Jenis leverage
Leverage diklasifikasikan menjadi tiga jenis. (sumber: pexels)
Leverage keuangan adalah upaya strategis meminjam uang untuk berinvestasi dalam aset. Tujuannya adalah agar pengembalian aset tersebut melebihi biaya pinjaman dana yang dibayarkan untuk aset tersebut. Dalam penerapannya, leverage diklasifikasikan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
1. Leverage keuangan (financial leverage)
Leverage keuangan (financial leverage) adalah jenis leverage (modal pinjaman) yang digunakan oleh manajer keuangan untuk memaksimalkan return dari pemilik saham ekuitas. Modal perusahaan dapat berasal dari ekuitas, simpanan publik, preferensi, surat utang, dan lain-lain. Di dalam pengelolaannya, manajer keuangan harus sangat berhati-hati karena modal ini memegang peranan kunci dalam meraih return yang maksimal.
2. Leverage operasi (operating leverage)
Leverage operasi (operating leverage) merupakan jenis leverage yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasi tetap. Modal pinjaman juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan penjualan atas laba operasi bisnis. Jenis leverage ini menunjukkan keterkaitan antara perubahan penjualan dan biaya pendapatan operasional dalam suatu perusahaan. Dengan demikian, alih-alih melihat apa yang dimiliki perusahaan, perusahaan dapat menggunakan leverage ini untuk melihat seberapa ketat aset dibiayai.
3. Leverage gabungan (combined leverage)
Leverage gabungan merupakan jenis leverage yang nilai keuntungannya tinggi karena terdapat biaya tetap. Modal ini mencakup biaya keuangan dari modal pasif dan biaya operasional tetap. Keseluruhan biaya yang digunakan dapat memberikan manfaat dan risiko leverage dengan jumlah yang tepat.
Baca juga: Stock take adalah: Pengertian, manfaat, dan 6 tips melakukannya dengan efektif
Keuntungan leverage
Leverage dapat melipatgandakan return of investment. (sumber: pexels)
Investor dan pedagang menggunakan leverage terutama untuk memperbesar keuntungan. Leverage dapat digunakan dalam jangka pendek, situasi berisiko rendah di mana diperlukan modal tingkat tinggi. Leverage juga memungkinkan pebisnis mengakses opsi investasi yang sebelumnya mungkin tidak dapat dengan jumlah modal awal yang lebih kecil. Keuntungan leverage lainnya adalah selama akuisisi atau pembelian, perusahaan yang sedang berkembang mungkin memiliki kebutuhan modal jangka pendek yang akan menghasilkan peluang pertumbuhan jangka menengah hingga jangka panjang yang kuat. Leverage memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih cerdas mengeksekusi peluang pada saat-saat ideal.
Baca juga: Apa Itu Rasio Keuangan? Berikut Manfaat, Jenis, dan 4 Rumusnya
Kekurangan leverage
Leverage memiliki risiko tinggi jika tidak dikelola dengan tepat. (sumber: pexels)
Jika investasi yang didapatkan dapat dikembangkan dengan baik, maka pengembangan perusahaan dapat diperkuat. Namun, leverage juga dapat menghasilkan risiko kerugian yang jauh lebih tinggi apabila investasi tidak dikelola dengan baik dan cermat. Selain itu, pialang dan pedagang kontrak akan membebankan biaya, premi, dan tingkat margin. Jika pebisnis tidak berhasil dalam usahanya, ia akan dikenakan biaya tambahan. Potensi kerugian dari leverage juga dapat menjadi kompleks. Investor harus menyadari posisi keuangan mereka dan risikonya ketika memasuki posisi leverage. Posisi ini memerlukan perhatian khusus, terutama jika akun perdagangan tidak memiliki jumlah ekuitas yang cukup sesuai kebutuhan broker.
Baca juga: Fixed Cost: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Bedanya dengan Variable Cost
Leverage keuangan cukup penting karena menciptakan peluang bagi investor. Peluang tersebut datang dengan risiko, dan sering disarankan agar investor baru mendapatkan pemahaman yang kuat tentang apa itu leverage dan apa potensi kerugiannya sebelum memasuki posisi leverage. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan dan pemahamanmu, ya!
Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- majoo.id
- investopedia.com