Careers

6 tipe atasan dan cara menghadapinya

Published on
Min read
4 min read
time-icon
Maria Yuniar

Experienced Content Editor with a demonstrated history of working in the information technology and services industry. Skilled in News Writing, Headline Writing, Breaking News, Editing, and Feature Writing. Strong media and communication professional with a Graduate focused in Applied English Linguistics from Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

businesswoman-2817567__340.jpg

Sifat dan karakter setiap atasan tentunya berbeda-beda, tergantung kepribadian masing-masing. Ada yang menyenangkan dan santai, ada juga yang galak dan bikin stres. Sebagai karyawan, Anda harus mampu memahami karakter mereka sehingga bisa bekerja sama dengan baik.

Karakter seseorang biasanya diciptakan dari latar belakang keluarga, lingkungan dan juga pendidikan. Jadi, Anda tidak perlu heran bila melihat atasan dengan karakter keras dan perfeksionis. Sebab, dia mungkin terbiasa untuk diperlakukan keras dan perfeksionis sebelum mendapatkan jabatannya sekarang. Berikut ini enam tipe atasan yang patut Anda cermati, untuk dapat cepat menyesuaikan diri di kantor.

 

Super teliti

Kalau Anda termasuk karyawan yang ceroboh dan tidak hati-hati, maka siap-siaplah untuk kena tegur atasan yang super teliti. Mereka akan mengecek pekerjaan Anda secara teliti dan menemukan setiap kesalahan yang Anda buat. Ia pun tidak akan kompromi. Misalnya saja Anda salah mengetik satu huruf saja di sebuah proposal, ini tak akan lolos dari pantauannya.

Menghadapi atasan super teliti sebenarnya bagus, karena Anda akan didesak untuk teliti terhadap sesuatu. Sebaiknya sebelum menyerahkan laporan atau hasil kerja pada atasan dengan tipe ini, cek dulu beberapa kali, dan pastikan tidak ada yang salah. Kalau perlu, minta rekan kerja Anda untuk ikut mengecek kalau-kalau Anda hal yang Anda lewatkan.

 

Pengkritik

Ini masuk ke dalam tipe atasan yang disegani. Ia akan memberikan kritik pada semua hal. Mulai dari hasil kerja hingga cara berpakaian Anda. Sesempurna apa pun pekerjaan Anda, tetap saja mendapat kritik karena tidak ada yang sempurna di matanya.

Sebaiknya, Anda bersabar menghadapinya, meskipun Anda jadi tidak nyaman. Anda juga harus membuktikan bahwa Anda lebih baik daripada apa yang ia kritik, jadi pastikan semua pekerjaan Anda diselesaikan tepat waktu dengan sempurna sehingga tak ada celah baginya untuk mengkritik. Jangan sungkan bertanya dan meminta saran mengenai pekerjaan kepada atasan Anda. Sehingga, atasan Anda nantinya tak akan bisa mengkritik, karena saran tersebut datang darinya sendiri.

 

Mikro manajer

Tipe atasan yang satu ini dianggap terlalu banyak mencampuri urusan pekerjaan Anda. Memang pekerjaan yang Anda lakukan adalah tanggung jawabnya. Namun, jika terlalu sering melakukannya mungkin Anda merasa sebagai orang yang tidak bisa dipercaya. Atau bahkan kreativitas Anda menjadi terhambat.

Agar terbiasa menghadapi atasan dengan tipe ini, sebaiknya Anda sering mengajaknya berkomunikasi atau memberikan update tentang pekerjaan dengan intensif.  

 

Workaholic

Atasan tipe ini termasuk penggila kerja dan menghabiskan waktunya di kantor. Masalahnya, ia pun sering meminta staf lain melakukan hal yang sama. Lembur dan pulang terlambat akan selalu menjadi pemandangan yang biasa, jika Anda bekerja dengan atasan sepeerti ini.

Anda tidak perlu mengikuti kebiasaan atasan seperti ini, yang bisa pulang jam sembilan malam. Anda juga punya kehidupan lain, bukan? Sebaiknya Anda pun berani jujur mengenai hal ini. Berikan alasan yang logis. Misalnya, Anda bisa melakukan performa kerja yang baik tanpa harus terus lembur.

 

Suportif

Atasan dengan tipe ini bersikap adil, mau mendengarkan pendapat orang lain, dan setia memberikan motivasi. Atasan seperti ini pun tak segan meminta masukan dari anak buah. Ia bisa menciptakan suasana kerja yang positif. Sebab, ini ingin semua staf meraih kesuksesan dalam bekerja. LinkedIn menyebut, atasan yang baik adalah orang yang bisa bekerja dengan efektif.

Namun, Anda tetap harus berhati-hari. Sebab, atasan yang suportif seperti ini mengharapkan Anda sudah mengerti keinginannya. Bahkan, ia pun menuntut Anda bisa seprofesional dirinya. Tidak perlu takut dengan atasan yang suportif, jika Anda sudah menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Memang, atasan tidak selalu benar. Namun ingat, bagaimana pun juga, ia tetaplah atasan Anda. Belajar lah dari kesalahan atasan dan jadikan sebagai pengalaman berharga. Anda bisa memetik manfaat dari setiap situasi pekerjaan.

Sumber:
forbes.com
qerja.com
linkedin.com
beritagar.id
cosmopolitan.co.id

0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1.jpg

    Careers

    5 Contoh Biografi Diri Sendiri untuk Peluang dan Perkembangan Karier

    Alvina Vivian

    13 February 2023
    6 min read
    H1_1._Cara_Menulis_Artikel_yang_Baik_Untuk_Pemula.jpg

    Careers

    10 Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar untuk Pemula

    Anisa Sekarningrum

    19 December 2022
    5 min read
    ucapan_perpisahan_kerja_-_EKRUT.jpg

    Careers

    Tips Menyampaikan Kata-kata Perpisahan Kerja yang Berkesan beserta Contohnya

    Maria Tri Handayani

    19 December 2022
    7 min read

    Video