Careers

Mengenal MRP (Material Requirements Planning), dari Definisi hingga Tahapannya

Published on
Min read
6 min read
time-icon
Alvina Vivian

Accidentally learning SEO, and want to learn more about Google algorithm, optimization and still trying to see another magic from content.

H1_mrp_adalah.jpg

Ada berbagai macam sistem yang digunakan perusahaan untuk memudahkan kegiatan operasionalnya. Salah satu sistem yang cukup dikenal dalam dunia manufaktur adalah MRP. Lantas, tahukah kamu apa itu MRP dan apa perbedaannya dengan ERP? Jika kamu masih asing dengan istilah satu ini, simak artikel kali ini hingga selesai, ya!

Baca juga: Mengenal TPM (Total productive maintenance), cara penerapan, dan 8 prinsipnya

Apa itu MRP?


MRP adalah singkatan dari material requirements planning (sumber: freepik)

MRP adalah singkatan dari material requirements planning. Artinya, MRP adalah sebuah sistem software atau aplikasi yang digunakan untuk mengukur berapa kebutuhan bahan dan apa bahan saja yang dalam satu proses produksi. Sistem ini awalnya dikembangkan oleh Joseph Orlicky, seorang Insinyur IBM. MRP awalnya lebih banyak digunakan pada bidang manufaktur saat akan membangun gedung. Namun, sistem MRP makin berkembang dan dapat diintegrasikan dengan berbagai hal di dalam perusahaan seperti bagian finansial, pemasaran, dan tim human resources. Karena itulah MRP juga bisa digunakan untuk bidang industri lainnya.

Baca juga: Use Diagram: Pengertian, Manfaat, Komponen, dan 5 Aplikasinya

Pentingnya MRP


MRP sangat penting bagi perusahaan (sumber: freepik)

Setiap pemilik bisnis harus memperhitungkan berapa bahan baku yang diperlukan sesuai dengan jumlah produk yang ingin dihasilkan. Jika bahan baku yang dimiliki berlebih, hal itu justru bisa merugikan perusahaan. Nah, di sinilah peran MRP dibutuhkan. Sistem ini sudah bisa memperhitungkan berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah barang yang ingin diproduksi. Lebih dari itu, MRP juga akan mendata apa saja barang yang dibutuhkan hingga kapan barang atau bahan baku tersebut dibutuhkan.

Dengan adanya MRP, maka kemungkinan kerugian dari bahan baku yang tidak digunakan makin kecil. Selain itu, MRP juga dapat membuat proses perencanaan inventaris menjadi efektif. Data yang ditampilkan pun juga lebih transparan sehingga petinggi dan pengawas perusahaan bisa memantau operasional mulai persiapan bahan hingga target jumlah barang yang ingin diproduksi.

Baca juga: Memahami Data Warehouse dan Manfaatnya

Perbedaan MRP dan ERP


MRP dan ERP adalah dua hal yang berbeda (sumber: freepik)

MRP dan ERP adalah dua sistem yang digunakan perusahaan untuk membantu operasional saat produksi berlangsung. Meskipun sering dianggap hal yang sama, namun keduanya memiliki perbedaan yang perlu diketahui karena akan berkaitan dengan proses bisnis. MRP adalah singkatan material requirements planning yang mana mencakup kebutuhan bahan material yang lebih banyak mengarah ke manufaktur.

Sedangkan, ERP adalah enterprise resource planning yang mana cakupan hal yang dikelola lebih luas jika dibandingkan dengan MRP. Dari kedua hal tersebut, untuk kebutuhan yang lebih kompleks, maka ERP akan sangat disarankan bagi perusahaan. Namun, jika hal yang ingin dikelola hanya meliputi bahan dan sumber daya saja, maka MRP adalah hal yang tepat untuk perusahaan tersebut.

Baca juga: Segala Hal Tentang Purchase Order yang Penting untuk Kamu Ketahui

Cara kerja MRP


Cara kerja MRP bagi perusahaan dan bisnis (sumber: freepik)

Cara kerja MRP cukup efisien untuk diterapkan di perusahaan. Sistem yang membantu proses inventaris bisnis ini memberlakukan alur mundur dari target produk yang dihasilkan ke tahap perencanaan. Pada tahap awal, sistem akan membaca berapa total produk yang akan dipasarkan ke masyarakat. Kemudian, dari target tersebut akan didapatkan perkiraan daftar bahan baku yang dibutuhkan beserta jumlah banyaknya bahan baku tersebut. Lalu, software juga akan memerlukan data jadwal saat melakukan produksi untuk mengukur kapan kira-kira bahan baku tersebut dibutuhkan.

Dari data yang didapat, data tersebut akan dikombinasikan dengan bill of materials dan memungkinkan juga untuk manajer produksi memberikan masukan terhadap perencanaan tersebut. Selain itu, data target penjualan dan permintaan akan dibandingkan dengan persediaan yang ada. Kemudian, MRP juga bisa membantumu dalam membagi distribusi bahan baku pada poin yang memang membutuhkannya.

Pada tahap akhir, setelah dilakukan perencanaan dan menghitung berapa bahan baku yang dibutuhkan, maka akan masuk di proses penjadwalan untuk mendistribusikan bahan baku. Setelah itu, MRP akan berguna untuk memantau proses dan memberikan informasi jika ada kendala yang terjadi.

Baca juga: Apa itu ERP? Berikut Pengertian dan Manfaatnya Bagi Bisnis Kamu!

Tips menggunakan MRP yang baik


Gunakan MRP dengan optimal dengan tips berikut(sumber: freepik)

Agar sistem MRP dapat berjalan baik pada perusahaan, cobalah untuk menerapkan beberapa tips menggunakan MRP berikut ini.

1. Kenali bisnis yang kamu jalankan

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa MRP dan ERP adalah dua hal yang berbeda. Untuk memilih sistem mana yang tepat untuk perusahaan, kamu perlu mengenali apa bisnis utama pada perusahaan tersebut. Lalu, cobalah untuk mengenali apakah perusahaanmu membutuhkan sistem MRP atau ERP. Diskusikan juga hal ini pada manajermu. Dasar ini cukup penting sebelum memberlakukan sistem di sebuah perusahaan. Karena itulah, kamu perlu mengenali bisnismu terlebih dahulu dengan baik.

2. Gunakan forecast untuk menghitung permintaan

Forecast adalah sebuah cara untuk memproyeksikan berapa permintaan yang akan didapatkan dari perkembangan angka permintaan beberapa waktu terakhir. Dengan forecast, kamu bisa mengukur nilai permintaan yang lebih realistis karena data yang kamu dapatkan berasal dari riwayat permintaan yang riil.

3. Mulai catat kebutuhan dan proses

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, tentunya perlu ada data riwayat yang pernah dijalankan oleh perusahaan seperti data durasi waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman bahan, data durasi lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi, dan lain-lain. Mulailah mendokumentasi selama proses produksi berlangsung agar nantinya data yang dikelola oleh MRP bisa lebih signifikan.

4. Beri batasan pada proses produksi

Kenali batasan proses produksi yang bisa dilakukan oleh perusahaanmu. Jangan sampai terjadi overload atau terlalu banyak produk yang dihasilkan sehingga hasil MRP akan tidak optimal.

Baca juga: Mengulik Industri Bisnis SaaS yang Berkembang Pesat

Nah, itu tadi penjelasan mengenai apa itu MRP dan bagaimana pengimplementasiannya dalam perusahaan. Lakukan tips yang telah direkomendasikan di atas agar sistem MRP yang berjalan di perusahaanmu bisa lebih optimal. Jangan lupa untuk mengevaluasi secara berkala agar operasional perusahaan bisa berjalan dengan baik.

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, berbagai informasi dan tips menarik tersedia pula di YouTube EKRUT Official. Jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • sap.com
  • techtarget.com
  • investopedia.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1.jpg

    Careers

    5 Contoh Biografi Diri Sendiri untuk Peluang dan Perkembangan Karier

    Alvina Vivian

    13 February 2023
    6 min read
    H1_1._Cara_Menulis_Artikel_yang_Baik_Untuk_Pemula.jpg

    Careers

    10 Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar untuk Pemula

    Anisa Sekarningrum

    19 December 2022
    5 min read
    ucapan_perpisahan_kerja_-_EKRUT.jpg

    Careers

    Tips Menyampaikan Kata-kata Perpisahan Kerja yang Berkesan beserta Contohnya

    Maria Tri Handayani

    19 December 2022
    7 min read

    Video