startup

Nilai perusahaan: Indikator, fungsi, dan 6 faktor yang memengaruhinya

Published on
Min read
8 min read
time-icon
Algonz D.B. Raharja

A passionate ecological researcher and writer who loved to learn about SEO and content writing for marketing purposes

H1_Nilai_Perusahaan.jpg

Hampir setiap badan usaha atau perusahaan memiliki apa yang disebut dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan umumnya terkait dengan tingkat kepemilikan aset dan potensi perusahaan tersebut untuk menarik minat investor. Nilai perusahaan diyakini mampu menentukan arah dan kekuatan modal untuk operasional suatu perusahaan di masa mendatang. Nah, untuk lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan “nilai perusahaan” ini, baiknya kita simak ulasan berikut ini.

Baca juga: 5 Cara membangun budaya perusahaan yang baik

Apa itu nilai perusahaan?

Apa itu nilai perusahaan?
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu perusahaan dengan berdasarkan perhitungan nilai tertentu (Sumber: Pexels)

Menurut Sujoko dan Soebiantoro seperti dikutip dalam jurnal Ikraith-Humaniora, nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya. Hal ini lantas menjadi ukuran keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam kemampuannya menyejahterakan para pemegang sahamnya.

Selain itu, nilai perusahaan juga diartikan sebagai kondisi tertentu yang dicapai oleh suatu perusahaan sebagai proyeksi dari trust dari masyarakat sebagai konsumen terhadap kinerja dan produk perusahaan sepanjang pengoperasiannya. Hal ini kemudian membuat nilai perusahaan dapat dikatakan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajemen dan pengelolaan sumber daya perusahaan dan hubungannya dengan harga saham perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan juga umum dikenal sebagai nilai jual suatu perusahaan yang dilihat dari keberhasilan operasional manajemennya serta tingkat nilai jual atau likuiditasnya. Penilaian masyarakat terhadap kinerja suatu perusahaan akan berbanding lurus dengan potensi kenaikan harga saham dan penawaran di pasar modal. 

Secara umum, nilai perusahaan dapat dipahami sebagai suatu kondisi di mana perusahaan dan kinerjanya diterima positif oleh masyarakat umum dan nilai atau valuasi sahamnya dapat menguntungkan para pemilik saham atau investor. 

Baca juga: Begini cara membuat visi misi perusahaan dan contohnya

Apa saja nilai perusahaan itu?

Apa saja nilai perusahaan itu?
Aset dan nilai buku dari neraca keuangan masuk dalam penghitungan nilai perusahaan (Sumber: Pexels)

Proses pemberian nilai perusahaan merupakan sebuah proses analitis untuk menentukan nilai aset atau perusahaan yang sedang beroperasi maupun proyeksi ke depannya. Analis nilai perusahaan menempatkan nilai perusahaan dengan melihat pada manajemen bisnis, komposisi struktur modal, prospek pendapatan, dan nilai aset di pasaran. Adapun beberapa nilai perusahaan yang dapat dilihat atau dianalisis adalah sebagai berikut,

  • Company size, ukuran perusahaan merupakan faktor nilai perusahaan yang paling umum digunakan dalam analisis. Semakin besar bisnis suatu perusahaan maka semakin tinggi penilaiannya. Kekuatan pasar dari bisnis yang besar ini dapat memengaruhi persaingan dan perkembangan produk untuk lebih mudah diakses oleh konsumen. Kemudahan akses pasar ini yang kemudian berpengaruh pada penentuan nilai perusahaan secara umum.
     
  • Profitabilitas, seperti telah disinggung sebelumnya, profitabilitas merupakan salah satu aspek analisis nilai perusahaan yang penting. Sebabnya, profitabilitas dapat menentukan margin keuntungan suatu bisnis perusahaan ke depan. Jika suatu perusahaan memiliki profitabilitas tinggi, maka bisa dipastikan pasar dan investor akan tertarik untuk mendukung produk bisnis perusahaan tersebut. Analisis dilakukan pada data penjualan dan pendapatan perusahaan terhadap produk-produknya di pasaran.
     
  • Growth rate and market traction, analisis terhadap nilai perusahaan secara garis besar memang dilihat dari keberhasilan manajemen untuk mampu menjual dan mendapatkan untung sebesar-besarnya di pasaran. Lebih daripada itu, manajemen juga diharapkan dapat mengurangi biaya operasional atau mendapat keuntungan minimal dua kali biaya operasional. Nilai perusahaan ditentukan dengan tingkat daya tarik pasar dan persaingan dengan kompetitor. Investor juga akan melihat bagaimana pertumbuhan produk dari suatu perusahaan untuk menangkap persentase pasar secara keseluruhan.
     
  • Keunggulan kompetitif, seperti umumnya bisnis, aspek keunggulan juga dipakai dalam menentukan nilai perusahaan. Namun lebih daripada itu, aspek keunggulan kompetitif yang dimaksud adalah keunggulan berkelanjutan yang membuat pelanggan dapat membedakan produk dari suatu perusahaan dengan produk dari perusahaan lain. Keunggulan kompetitif perlu dipertahankan dalam jangka waktu lama dan berkelanjutan karena dapat membantu meningkatkan harga tinggi pada citra perusahaan terhadap penawaran di pasar modal.
     
  • Potensi pertumbuhan, adanya proyeksi keuntungan juga umumnya berdampak lurus terhadap potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Hal ini merupakan salah satu aspek penting yang membuat nilai perusahaan menjadi tinggi. Sebabnya. pertumbuhan pasar suatu produk juga ditentukan oleh pertumbuhan produk terkait, semakin banyak produk yang terjual maka produk serupa juga semakin dicari. Hal ini nantinya akan menjadi tolok ukur investor untuk berani memperkuat sektor modal perusahaan di masa depan.

Aspek-aspek ini nantinya bermuara pada penentuan nilai perusahaan yang terdiri dari beberapa hal sebagai berikut,

  • Nilai pasar, merupakan harga yang terjadi pada proses transaksi atau nilai tawar perusahaan di pasar saham
     
  • Nilai nominal, merupakan besaran nilai modal yang ada dalam rencana anggaran keuangan perusahaan dan surat saham kolektif dari perusahaan tersebut
     
  • Nilai intrinsik, merupakan nilai riil dari perusahaan yang umumnya meliputi aset hingga entitas bisnis lainnya dari perusahaan dengan proyeksi menunjang pendapatan perusahaan
     
  • Book value, merupakan nilai perusahaan yang berpatokan pada catatan keuangan atau neraca keuangan. Umumnya nilai perusahaan jenis ini diambil dari menghitung selisih total aset, total utang, dan total jumlah saham yang diedarkan di pasar modal
     
  • Nilai likuiditas, merupakan nilai perusahaan yang meliputi nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi dengan utang dan pokok kewajiban finansial perusahaan. Likuidasi dapat digunakan sebagai patokan harga jual saat perusahaan hendak dibeli atau dijual karena pailit.

Baca juga: 10 Contoh integritas dalam dunia kerja

Indikator nilai perusahaan

Indikator nilai perusahaan
Indikator utama dari nilai perusahaan adalah laporan keuangan dan pendapatan perusahaan (Sumber: Pexels)

Berkaitan dengan aspek-aspek nilai perusahaan di atas, proses penilaian perusahaan dilakukan dengan indikator tertentu. Adapun beberapa indikator yang dipakai dalam proses penentuan nilai perusahaan adalah sebagai berikut,

  • Catatan keuangan, indikator utama yang dilihat dalam proses penentuan nilai perusahaan adalah catatan keuangan perusahaan. Hal ini tentunya mencakup pendapat hingga biaya dan utang. Untuk itu, setiap perusahaan diharapkan memiliki catatan keuangan yang rinci dan terdokumentasikan dengan baik. Investor juga akan melihat arus kas dan penentuan proyeksi keuntungan di masa depan melalui catatan keuangan ini. 
     
  • Management experience, indikator lain dari penentuan nilai perusahaan terdapat pada sektor sumber daya manusia, khususnya pihak manajemen. Setiap manajer dengan catatan sukses atau pengalaman positif akan memengaruhi nilai perusahaan. Indikator ini penting dikarenakan perusahaan tidak bisa hanya bergantung pada jajaran eksekutifnya saja. Investor akan melihat perusahaan lebih dalam dari jajaran direktur dan eksekutif, dan hal ini umumnya akan mengarah pada penanggung jawab operasional dan para manajer di berbagai departemen.
     
  • Kondisi pasar, indikator eksternal dari proses penentuan nilai perusahaan sudah tentu adalah kondisi pasar. Keadaan ekonomi dan seluruh kompleksitasnya berpengaruh pada hal ini. Sektor ini meliputi tingkat suku bunga hingga gaji karyawan yang diperhitungkan secara umum. Perekonomian yang berkembang pesat dapat meningkatkan permintaan akan produk dan layanan tertentu. Jika kondisi pasar stagnan untuk pergerakan suatu produk maka perusahaan bisa saja mendapat penurunan nilai perusahaan, begitu juga sebaliknya.
     
  • Aset perusahaan, indikator lain yang digunakan dalam proses penentuan nilai perusahaan adalah aset perusahaan. Aset terdiri dari aset berwujud dan tak berwujud. Aset berwujud umumnya meliputi tempat usaha, peralatan, kendaraan, dan berbagai aset fisik yang menunjang operasional perusahaan. Sedangkan, aset tak berwujud meliputi reputasi, merek dagang, dan relasi bisnis dengan pelanggan.

Fungsi nilai perusahaan

Fungsi nilai perusahaan
Nilai perusahaan dapat berfungsi untuk meningkatkan kepercayaan publik dan investor terhadap perusahaan (Sumber: Pexels)

Jika dilihat dari faktor dan aspek yang dinilai dari suatu perusahaan, nilai perusahaan itu sendiri berfungsi utama sebagai tolok ukur investor atau pelanggan terhadap kinerja bisnis suatu perusahaan tertentu. Adapun beberapa fungsi lain dari nilai perusahaan yang relevan adalah sebagai berikut,

  • Meningkatkan harga saham
  • Meningkatkan kemakmuran pemegang saham
  • Menjadi tolok ukur atas prestasi kerja para manajer
  • Mendorong peningkatan kinerja perusahaan secara umum
  • Mempertegas okupasi pasar terhadap produk perusahaan
  • Membantu proyeksi keuntungan di masa mendatang

Baca juga: EBITDA: Pengertian, fungsi, 4 faktor, dan rumus perhitungannya

6 Faktor yang memengaruhi nilai perusahaan

6 Faktor yang memengaruhi nilai perusahaan
Pertumbuhan harga saham merupakan salah satu faktor pemengaruh nilai perusahaan (Sumber: Pexels)

Meski dalam prosesnya dilakukan dengan menganalisis beberapa aspek penting baik dari aspek internal maupun eksternal perusahaan, namun nilai perusahaan tetap dapat terpengaruh oleh berbagai hal. Adapun 6 faktor yang memengaruhi nilai perusahaan ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Saham

Saham merupakan permodalan atau perseroan yang didapat dari para investor. Saham adalah modal utama perusahaan yang berperan penting pada pendirian dan operasional perusahaan secara umum. Faktor ini merupakan hal utama yang memengaruhi nilai perusahaan karena perkembangan dan keberhasilan perusahaan di pasar dapat bergantung pada besaran modal yang didapat dari tiap lembar saham terjual.

Saham perusahaan yang terjual di pasar modal juga memiliki nilai yang fluktuatif seiring kondisi pasar dan ekonomi serta pengaruh lainnya. Nilai saham perusahaan dan tingkat stabilitasnya juga menentukan nilai perusahaan, baik di mata investor maupun di mata pelanggan. Umumnya, harga saham suatu perusahaan dapat naik dan turun ditentukan oleh situasi dan kondisi umum pasar dan faktor lain yang memengaruhi pelanggan, seperti krisis atau tekanan ekonomi, hingga rasa tidak percaya terhadap suatu produk tertentu.

2. Pertumbuhan perusahaan

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan juga dipengaruhi oleh saham atau permodalan umum perusahaan. Lebih daripada itu, nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan perusahaan tersebut. Jika suatu perusahaan dapat bertumbuh dan bersaing secara dinamis dari waktu ke waktu, bisa dimungkinkan nilai perusahaan juga akan ikut bertumbuh.

Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak mampu membuat terobosan atau strategi tertentu untuk membuat produknya menguasai pasar maka tingkat kepercayaan pelanggan dan investor akan turun. Hal ini tentu saja akan berdampak pada turunnya nilai perusahaan secara khusus.

3. Kebijakan utang

Kebijakan utang
Pengaturan kebijakan utang yang baik dapat menunjang nilai perusahaan (Sumber: Pexels)

Secara khusus, kebijakan utang berpengaruh pada nilai perusahaan khususnya terkait dengan book value atau pencatatan keuangan perusahaan. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan atau meningkatkan nilai perusahaannya, maka perusahaan tersebut harus menentukan kebijakan utang yang tetap dapat diatasi atau memiliki rasio dengan probabilitas tinggi pada tahap pembayarannya.

Kebijakan utang yang keliru dan tidak tepat umumnya dapat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk mempertahankan keseimbangan neraca keuangan karena rasio utang lebih besar daripada rasio aset dan pendapatan secara selisih umum. Dampak dari kondisi semacam itu adalah penurunan nilai perusahaan di mata investor.

4. Kebijakan dividen

Seperti yang telah dijelaskan di bagian awal, nilai perusahaan semakin baik jika investor atau para pemodal mendapatkan kesejahteraan dari dividen perusahaan. Dividen atau besaran pendapatan perusahaan yang dibagikan pada pemilik saham menjadi penting untuk dirasionalisasikan setiap tahunnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi proses ketidakseimbangan antara kesejahteraan investor dengan stabilitas finansial perusahaan. 

Kebijakan dividen yang baik adalah dengan bertolok ukur pada besaran pendapatan serta anggaran perusahaan untuk tahun mendatang. Sehingga dividen yang dibagikan pada pemilik saham tetap terkontrol dan tidak serta-merta untuk membuat mereka sejahtera dalam satu waktu tertentu, tetapi lebih utama agar besaran dividen ini bertambah dari waktu ke waktu seiring meningkatnya keuntungan perusahaan.

5. Skala perusahaan

Skala perusahaan atau company size juga merupakan faktor yang memengaruhi nilai perusahaan secara khusus. Skala perusahaan masuk dalam indikator yang dipakai dalam penentuan nilai perusahaan karena ukuran dapat menentukan besaran uang yang tersebar dalam suatu perusahaan. Pelbagai kebutuhan untuk memenuhi skala perusahaan, entah itu dalam perusahaan induk maupun anak perusahaan dapat membebani finansial perusahaan sekaligus meningkatkan okupasi pasar.

Sebagaimana dua hal yang berseberangan, di satu sisi perusahaan dengan skala besar akan lebih mudah menggapai pasar dan memberi akses luas kepada pelanggan. Tetapi, di sisi lain besarnya skala perusahaan juga berarti besarnya pembiayaan yang dikeluarkan dalam suatu periode produksi. Hal ini nantinya akan memengaruhi nilai perusahaan di mata pelanggan dan investor, yaitu tentang bagaimana perusahaan mampu mengembangkan bisnis dan sekaligus mampu menyelaraskan keuangan mereka.

6. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Faktor terakhir yang paling penting dari suatu perusahaan adalah kemampuannya untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Setiap perusahaan harus memiliki prioritas tinggi pada peningkatan laba perusahaan. Selain itu, laba yang didapat dalam satu tahun operasional perusahaan juga dituntut untuk mampu lebih besar daripada besaran pembiayaan operasional perusahaan dalam waktu yang sama.

Jika suatu perusahaan mampu mendapat laba dengan jumlah besar dan terus bertumbuh dari waktu ke waktu, maka bukan tidak mungkin tingkat kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan juga bertumbuh.

Metode pengukuran nilai perusahaan

Metode pengukuran nilai perusahaan
Berbagai metode digunakan untuk menentukan nilai perusahaan yang umumnya dilakukan dengan membagi nilai pendapatan dan harga saham (Sumber: Pexels)

Untuk mengukur nilai perusahaan terdapat beberapa cara atau metode penghitungan yang didasarkan pada rasio penilaian terhadap ukuran kinerja menyeluruh pada suatu perusahaan. Adapun cara dan metode itu adalah sebagai berikut,

1. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio adalah metode yang dilakukan dengan bertumpu pada harga jual perusahaan pada pembeli apabila suatu perusahaan dijual. Harga ini didapat dari perbandingan harga saham dengan laba bersih perusahaan. 

Harga saham sebuah emiten akan dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Price earning ratio merupakan metode penghitungan nilai perusahaan yang berfokus pada laba bersih, sehingga emiten dapat mengetahui tingkat kewajaran harga sahamnya secara riil. Price earning ratio dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut:

Price Earning Ratio (PER) = Price per share/Earning per share

Price per share merupakan harga atau nilai jual saham sedangkan earning per share adalah pendapatan atau laba perusahaan dalam setahun.

2. Price to Book Value

Jika PER tadi membandingkan nilai harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan atau laba, maka price to book value (PBV) didapat dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Metode penghitungan nilai perusahaan ini bisa menghasilkan nilai baik jika suatu perusahaan memiliki manajemen yang mumpuni. Manajemen atau pengelolaan perusahaan yang efisien dan efektif memungkinkan setidaknya PBV dalam setahun bernilai 1 atau lebih dari nilai buku, kondisi ini disebut overvalued.

Sedangkan, jika nilai PBV kurang dari 1 maka dipastikan bahwa harga saham lebih rendah dari nilai buku perusahaan tersebut atau disebut undervalued. Nilai PBV yang rendah umumnya menandakan adanya penurunan kinerja dari perusahaan tersebut. Adapun rumus penghitungan PBV adalah sebagai berikut

Price to Book Value (PBV) = Harga Saham/Nilai Buku Perusahaan

3. Tobin’s Q

Rasio Q atau dikenal sebagai Tobin’s Q adalah nilai perusahaan yang didapat dengan membagi nilai pasar suatu perusahaan dengan biaya penggantian aset. Rasio Q akan menemukan titik ekuilibrium ketika nilai pasar perusahaan sama dengan biaya penggantian. Pada dasarnya, Rasio Q dapat menunjukkan hubungan antara penilaian pasar dan nilai intrinsik perusahaan. 

Dengan kata lain, Rasio Q adalah sarana untuk memperkirakan apakah bisnis atau nilai pasar suatu perusahaan itu undervalued atau overvalued. Rasio Q ditemukan oleh Nicholas Kaldor pada tahun 1966 dan dipopulerkan oleh James Tobin. Nilai penggantian aset atau replacement value of assets (RVA) dalam rasio Q ini dapat menentukan kesempatan investasi bagi investor. Jika Rasio Q tinggi ( Q > 1) maka potensi pertumbuhan suatu perusahaan tinggi dan manajemen berkinerja dengan baik terhadap aset perusahaan.

Adapun rumus penghitungan Tobin’s Q adalah:

Q = (MVS + MVD)/RVA
  • Q         =  Nilai perusahaan
  • MVS    = Market value of all outstanding shares, nilai pasar dari semua saham ekuitas
  • MVD    = Market value of all debt, nilai pasar dari semua utang, MVD didapat dari (Kewajiban - Aset + Utang jangka panjang)
  • RVA     = Nilai penggantian aset

Baca juga: Company profile: Pengertian, fungsi, tips, dan 5 contohnya

Setelah memahami beberapa indikator dan rumus penghitungan nilai perusahaan di atas, kita jadi paham tentang bagaimana aset dan pembukuan finansial perusahaan adalah hal penting dalam proses penentuan nilai perusahaan. Aspek-aspek terkait utang hingga pendapatan juga menjadi salah satu penentu nilai perusahaan dan nilai tawarnya di pasar modal. 

Bagi kamu yang tertarik mendalami bidang keuangan, finansial, maupun investasi, kamu bisa merintis kariermu dengan mendaftar lewat EKRUT. EKRUT akan menghubungkanmu dengan berbagai perusahaan terkait yang relevan. Klik tautan di bawah ini untuk mulai mendaftar dan mencari pekerjaan yang cocok denganmu lewat EKRUT.

sign up EKRUT

Sumber:

  • https://media.neliti.com/media/publications/226369-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-nilai-pe-59d2eeff.pdf
  • https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3254/8/UNIKOM_DIANAH%20ROFIFAH_13.%20BAB%20II.pdf
  • https://www.cbinsights.com/research/report/how-to-value-a-company/
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    BEP_(Break_Event_Point)_Pengertian__konsep__tujuan__3_komponen_dan_cara_perhitunganya.jpg

    startup

    BEP Adalah

    Sylvia Rheny

    14 December 2022
    5 min read
    H1_tiktok_affiliate.jpg

    Technology

    Cara Daftar TikTok Affiliate Terbaru 2022 untuk Menambah Penghasilan

    Alvina Vivian

    05 December 2022
    6 min read
    Mengenal_Good_Corporate_Governance_(GCG)_Mulai_dari_Tujuan__4_Prinsip__dan_Contohnya.jpg

    Careers

    Mengenal Good Corporate Governance (GCG) Mulai dari Tujuan, 4 Prinsip, dan Contohnya

    Ningtyas Dewanasari Kinasih

    05 December 2022
    5 min read

    Video