Technology

SafeSearch dari Google ternyata belum hilangkan konten pornografi 100%

Published on
Min read
4 min read
time-icon
Maria Yuniar

Experienced Content Editor with a demonstrated history of working in the information technology and services industry. Skilled in News Writing, Headline Writing, Breaking News, Editing, and Feature Writing. Strong media and communication professional with a Graduate focused in Applied English Linguistics from Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

google-76522__340.png

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan konten pornografi tak akan bisa diakses lagi dengan adanya fitur SafeSearch pada mesin pencari seperti Google. Dengan metode ini, konten semacam itu tak akan lagi muncul di mesin pencari, meski pengguna sudah mengetik kata kunci yang berkaitan dengan pornografi. Apakah fitur ini efektif menghapuskan konten pornografi di Internet?

25 ISP gunakan SafeSearch

Google telah melakukan aktivasi untuk fitur SafeSearch di Amerika Serikat. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara pun mengatakan akan ada 25 layanan penyedia Internet atau Internet Service Provider (ISP) yang akan menghadirkan SafeSearch dalam pengaturan utama.

Rudiantara memperkirakan pengaturan ini akan berdampak terhadap 95 persen traffic Internet di Indonesia. Sementara itu, sejumlah operator seluler, termasuk Telkomsel, Indosat, XL, dan Bolt sudah mengaplikasikan fitur tersebut. Meski demikian, kompas.com masih menemukan "kebocoran" melalui kata kunci tertentu.

Tidak akurat 100%

Peneliti dari University of California, Philip B. Stark mengatakan, tak mungkin untuk menyaring konten negtif di Internet dengan akurasi seratus persen. Sebab, ada dua kemungkinan yang bakal terjadi. Pertama, pemblokiran konten yang semestinya tidak kena cekal. Kedua, gagal memblokir konten yang menjadi sasaran.

Peneliti dari Harvard University, Benjamin Edelmen mengungkapkan, SafeSearch memang pernah melakukan kesalahan. Fitur ini mencatat sejumlah situs, yaitu thomas.loc.gov (situs milik pemerintah Amerika Serikat), pmo.gov.il (situs perdana menteri Israel), dan nmsa.org (situs asosiasi sekolah menengah) terkena blokir. Padahal konten mereka tak mungkin berbau pornografi. Situs-situs tersebut pun akhirnya dikeluarkan dari hasil pencarian Google melalui fitur SafeSearch.

Menanggapi hal tersebut, Google menyadari bahwa fitur SafeSearch tidak seratus persen akurat. Dalam situsnya, Google menulis, “...bisa membantu Anda menyaring konten tak pantas. Ketika diaktifkan, SafeSearch akan memblokir gambar, video, dan situs bermuatan negatif dari hasil pencarian Google.” Fitur ini memang membantu, tapi tak menjamin penyaringan seratus persen.

VPN jadi celah

Di samping itu, Rudiantara juga mengakui bahwa tetap ada celah untuk mengakses konten pornografi. Ia mengatakan pasti masih ada masyarakat yang bandel menggunakan aplikasi Virtual Private Network (VPN) demi mengakses konten-konten yang diblokir.

“Tidak akan pernah bisa steril seratus persen. Di Tiongkok saja orang pakai VPN untuk akses Whatsapp yang diblokir di sana,” katanya.

 

0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    cover_(2).jpg

    Technology

    30 Contoh Slogan Unik dan Menarik Serta Cara Membuatnya

    Detty Risetya

    13 February 2023
    4 min read
    H1_jadwal_fyp_tiktok.jpg

    Technology

    Jadwal FYP TikTok 2022: Jam Terbaik untuk Upload Video

    Nurina Ulfah

    16 January 2023
    5 min read
    0-cara-cek-nomor-indosat.jpg

    Technology

    5 Cara Cek Nomor Indosat dengan Mudah dan Cepat 2022

    Arin Khurota

    19 December 2022
    5 min read

    Video