Expert's Corner

Reyhan Adam: Perjalanan Karier Menjadi Digital Media Specialist di Super App Terkenal Indonesia

Published on
Min read
10 min read
time-icon
Reyhan Adam

Interested and excited all about digital paid ads online marketing & omnichannel customer Engagement in online marketing.

HEADING_REYHAN_DIGITAL_UNICORN.png

Pada era digital seperti saat ini, tren marketing di dunia bisnis berubah. Ketika orang-orang sudah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berselancar di internet, strategi pemasaran pun harus menyesuaikan. Hal itu membuat keberadaan seorang Digital Marketer atau Digital Media Specialist di sebuah perusahaan menjadi kebutuhan.

Kesempatan besar untuk berkarier di bidang digital marketing turut dilihat oleh Reyhan Adam, seorang Digital Media Specialist di salah satu perusahaan unicorn di Indonesia. Menurutnya, scope industri bagi Digital Marketer sangat luas. Selain itu, demand dari posisi tersebut sedang naik di banyak industri perusahaan.

Namun, bagaimana perjalanan karier Reyhan Adam hingga bisa menjadi Digital Media Specialist seperti saat ini? Bagaimana juga tips dan trik menjadi seorang Digital Media Specialist atau Digital Marketer? Berikut adalah kisah perjalanan karier Reyhan Adam sebagai seorang Digital Media Specialist.

Baca juga: Skill yang Harus Dikuasai dalam Digital Marketing

Kisah perjalanan karier Reyhan Adam

Hi readers! perkenalkan nama lengkap saya Reyhan Adam. Saya biasa dipanggil Reyhan atau ada juga yang memanggil Adam. Saya dilahirkan di kota kecil, Purwokerto, Jawa Tengah.

Saya lulus dari bangku perkuliahan tahun 2017 di salah satu kampus di Kota Bandung. Sejak saat itu, saya meng-apply ke banyak perusahaan, baik online maupun offline, seperti datang ke job fair, dengan bermodal title fresh graduate. Pada saat itu, target saya hanyalah ingin mendapatkan pekerjaan secepatnya, sehingga saya tidak memandang posisi yang saya apply.

Pekerjaan profesional pertama yang saya dapatkan, yaitu sebagai management trainee atau officer development program di salah satu perbankan konvensional swasta di Indonesia. Pada saat itu, saya ditempatkan di Kota Bandung selama kurang lebih 6 bulan. Karena posisi tersebut adalah calon leader yang akan menempati posisi kepala cabang, maka selama on job training (OJT) kami diseleksi, dan saya termasuk calon yang gugur pada saat proses seleksi itu.

Namun, alhamdulillah, setelah satu bulan kembali menjadi jobseeker, saya mendapatkan pekerjaan di salah satu media online terbesar di Indonesia. Di sinilah awal mula saya berkecimpung di dunia digital marketing. Banyak istilah-istilah digital yang awam di telinga saya pada saat itu. Sehingga membuat saya mulai tertarik dengan dunia digital marketing.

Selain itu, di tempat ini juga yang membuat etos kerja saya terbentuk karena cukup sering pulang di atas jam 10 malam. Bahkan bisa dihitung jari untuk saya bisa pulang kerja masih berjumpa matahari.

Selama kurang lebih satu tahun saya berkecimpung di perusahaan media online, lalu saya move on ke salah satu group di perbankan syariah swasta. Di tempat ini, jam kerja saya normal lagi, dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore.

Setelah kurang lebih satu setengah tahun, saya move on ke salah satu start up edutech sebagai Digital Marketing atau Advertising Operations (Ad Ops). Di sini adalah titik awal saya menjadi digital marketing yang profesional. Banyak sekali ilmu yang bisa diperoleh dan saya juga banyak meng-explore berbagai tools premium untuk analitik data ads, seperti AppsFlyer.

Di edutech ini juga, saya banyak menangani channel digital ads, seperti Facebook Business Manager, Google Adwords (SEM, UAC, GDN, YouTube), Twitter Ads, Apple Search Ads, Programmatic OEM, dan TikTok. Tak hanya itu, saya juga diberi kesempatan untuk menangani CRM tool premium, yaitu CleverTap. Banyak analisis dan insight yang bisa saya peroleh dari sisi in-apps performance, seperti funneling event, cohort data, journey automation for push notif dan email blast, serta upload specific audiences dari clevertap ke channel ads untuk retargeting campaign.

Setelah kurang lebih satu setengah tahun di edutech, kemudian saya berlabuh di salah satu unicorn company sebagai Digital Media Specialist hingga saat ini.

Baca juga: Apa Itu Decacorn? Berikut Informasi Lengkapnya beserta Bedanya dengan Unicorn dan Hectocorn!

Tanggung jawab dan cakupan kerja sebagai Digital Media Specialist

Tanggung jawab dan cakupan pekerjaan sebagai Digital Media Specialist, yaitu membuat media planning dari setiap campaign yang dijalankan oleh masing-masing bisnis unit. Selain itu, saya juga bertanggung jawab untuk memonitor, menganalisis, dan membuat report dari masing-masing campaign per channel ads.

Selain itu, saya juga membantu tim brand untuk maintenance awareness brand dengan melakukan eksperimen survei, seperti brand lift study. Brand lift study atau BLS ini merupakan salah satu fitur eksperimen yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif iklan berbasis video yang dijalankan, seperti iklan di YouTube. Jadi, dengan adanya BLS ini akan disebar sebuah kuesioner dari pertanyaan yang diajukan untuk melihat perbandingan orang yang terpapar iklan dan yang tidak terpapar iklan, guna melihat lift users atau orang yang menjadi ter-influence dari sebuah iklan video.

Tools digital marketing yang digunakan pun sangat banyak, seperti AppsFlyer, Google Ads, Facebook Ads Manager, TikTok Ads, DV360, The Trade Desk, TikTok Pixel, Google Analytics, Google Tag Manager, DoubleClick, Facebook Pixel, Twitter Ads, Funnel.io, Google Studio.

Baca juga: 8 Digital Marketing Tools yang Wajib untuk Kamu Tahu!

Hal yang menarik dari Digital Media Specialist

Hal yang membuat saya tertarik di dunia digital marketing ini adalah scope industri yang sangat luas, karena banyak perusahaan yang menjalankan iklan bisnisnya ke customer langsung atau biasa disebut B2C.

Selain itu, demand dari posisi ini sedang naik di banyak industri perusahaan. Hal itu dikarenakan seiring perkembangan zaman, perusahaan mulai bertransformasi ke digital. Pandemi Covid-19 pun menjadi salah satu faktor kenapa perusahaan mulai move on ke full digital.

Hal lain yang membuat saya tertarik menjadi Digital Media Specialist adalah tidak perlu wajib ke kantor (WFO), karena pekerjaan bisa dilakukan secara remote.

Baca juga: WFA (Work From Anywhere): 5 Tips Melakukan WFA Agar Pekerjaan Lancar

Tips dan trik menjadi Digital Media Specialist

Tips untuk teman-teman yang ingin memulai menjadi seorang digital marketer profesional, yaitu dengan mengikuti beberapa bootcamp, terutama kalau kamu tidak memiliki background pendidikan digital marketing sebelumnya. Saat ini, sudah banyak berbagai bootcamp yang bisa diikuti secara online, sehingga dapat lebih mudah diikuti dan tidak terbatas jarak.

Kemudian, kamu bisa mengambil sertifikasi dan lisensi, seperti dari Google, Apple, dan AppsFlyer. Jika kamu sudah diterima sebagai Digital Marketer, ambil pelajaran dan pengalaman sebanyak-banyaknya dari real case yang kamu temui selama kamu bekerja. Apabila kamu resign, tetap ambil jalur posisi yang sama di perusahaan selanjutnya. Karena hal ini yang membuat rate kamu naik ketika akan resign.

Baca juga: Bootcamp: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Bedanya dengan Kuliah

Tips membuat portofolio dan CV Digital Media Specialist

Portofolio seorang Digital Marketer atau Digital Media Specialist biasanya dilihat dari seberapa banyak bujet yang digunakan untuk beriklan digital dan success story yang sudah di-achieve, seperti growth of users increased, ROI (return of revenue) sekian persen, dan perbandingan revenue organic vs paid. Selanjutnya dari sisi branding, dilihat dari bisa menaikan UpLift users sekian persen. Metrik-metrik tersebut bisa menjual diri kita sebagai Digital Marketer.

Kemudian, dari sisi skill, bukan hanya dilihat dari seberapa bisa menjalankan iklan, tetapi dilihat juga seberapa bisa mengolah raw data, seperti pivot in Excel dan Google Studio. Lalu, akan menjadi nilai tambah juga jika kamu menguasai fitur analytic tools, seperti AppsFlyer, GA4, GA universal, Google Studio & Query.

Untuk CV sendiri, biasanya saya membuatnya dengan simple, cukup cantumkan kontak, pengalaman kerja, dan apa saja yang sudah dilakukan selama bekerja di perusahaan tersebut. Berikut contoh CV yang biasa saya gunakan untuk melamar kerja.

Selain itu, kamu juga bisa menambahkan sertifikasi dan lisensi yang kamu miliki, serta skill yang kamu punya. Seperti yang saya cantumkan pada CV saya berikut ini.

Untuk para readers, yang ingin menjadi seorang Digital Media Specialist atau Digital Marketing, terus update perkembangan tools dan fitur yang bisa dimanfaatkan untuk beriklan. Karena dengan cara ini, kita tidak perlu lagi menggunakan cara konvensional untuk mendatangkan customers. Dengan digital marketing, analitik bisa terukur dari users melihat iklan kita sampai dengan menjadi loyal users (lifetime value). Sedangkan, iklan konvensional seperti baliho, analitik tidak bisa terukur secara mendalam.

Baca juga: Digital marketing adalah: Pengertian, 7 jenis, manfaat, dan prospek kariernya

Itulah kisah perjalanan karier Reyhan Adam, lengkap dengan tips dan trik, hingga cara membuat portofolio sebagai Digital Media Specialist. Oh ya, kalau kamu ingin berkenalan lebih lanjut dengan Reyhan Adam, kamu bisa langsung cek profil LinkedIn-nya di sini. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya!

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    Header-Pro_Kontra_Pengesahan_RUU_KIA_yang_Mengatur_Cuti_Melahirkan_6_Bulan.png

    Expert's Corner

    Pro Kontra Pengesahan RUU KIA yang Mengatur Cuti Melahirkan 6 Bulan

    Fakhrizal Muttaqien

    09 November 2022
    10 min read
    Infographic_Ekspektasi_Atasan_yang_Ideal_beserta_Alasan_yang_Membuat_Karyawan_Resign.png

    Expert's Corner

    Ekspektasi Atasan yang Ideal dan Alasan yang Membuat Karyawan Resign

    Nurina Ulfah

    05 October 2022
    7 min read
    Header_Individual_Contributor_vs_Manager_Kamu_Tipe_yang_Mana.png

    Expert's Corner

    Individual Contributor vs Manager: Kamu Tipe yang Mana?

    Natasya Primatyassari

    30 September 2022
    8 min read

    Video