Lainnya

GMV (Gross Merchandise Value): Pengertian dan Cara Menghitungnya

Published on
Min read
5 min read
time-icon
Algonz D.B. Raharja

A passionate ecological researcher and writer who loved to learn about SEO and content writing for marketing purposes

H1_GMV.jpg

Bagi kamu yang pernah atau menjadi penjual barang/jasa di situs e-commerce tentunya pernah mendengar istilah GMV. Ya, umumnya GMV digunakan oleh industri atau usaha yang berbasis startup, khususnya e-commerce dengan media penjualan via situs web. Namun, untuk lebih mengetahui apa itu GMV, kamu bisa simak ulasannya berikut ini.

Apa itu GMV?


GMV merupakan volume barang dagangan kotor di suatu periode waktu tertentu (Sumber: Pexels)

GMV atau Gross Merchandise Value merupakan volume barang dagangan kotor atau jumlah total penjualan yang dilakukan perusahaan selama periode waktu tertentu. Periode waktu GMV ini bisa dihitung per triwulan (kuartal) maupun tahunan. GMV dihitung sebelum adanya pengurangan terhadap biaya yang masih harus dibayar. Biaya ini termasuk dengan biaya iklan/pemasaran, pengiriman, diskon, dan pengembalian.

GMV dapat dimanifestasikan sebagai nilai total barang dagangan melalui situs pertukaran customer to customer (C2C). GMV umumnya juga dijadikan ukuran pertumbuhan bisnis atau penggunaan situs web untuk menjual barang dagangan milik orang lain (e-commerce). Dalam konteks jual-beli daring, GMV biasa dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan kesehatan bisnis situs tersebut.

Dalam bisnis ritel, GMV dapat memberi informasi mengenai pertumbuhan dari bulan ke bulan atau tahun ke tahun. Hal ini terutama menunjukkan hitungan nilai kotor dari semua penjualan yang diselesaikan dengan pengurangan dari barang retur. Secara umum, GMV digunakan sebagai komparatif hasil penjualan suatu bisnis ritel berbasis situs web dari waktu ke waktu.

Baca juga: Apa Itu Marketing? Berikut Informasi Terlengkap dan Penting

Apa hubungan GMV dengan keputusan investor?


GMV menjadi salah satu tolok ukur yang dilihat oleh investor dalam menilai suatu perusahaan (Sumber: Pexels)

Sebagai salah satu perhitungan kondisi finansial suatu perusahaan, GMV sama halnya sebuah metrik keuangan komparatif yang bisa dicatat dan ditinjau perkembangannya. GMV menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan e-commerce dalam penjualan dan pendapatan mereka. Tentu saja, hal ini lantas berkorelasi dengan investor, sebab salah satu hal yang dilihat investor adalah bagaimana suatu perusahaan mampu berkembang.

Investor umumnya akan tertarik dengan perusahaan yang tetap maju atau memiliki progress bisnis stabil, meski tidak selalu mencapai angka tertinggi. Meskipun tidak menjadi satu-satunya aspek yang dilihat, tetapi GMV bisa menjadi salah satu tolok ukur. Penghitungan GMV dapat memberi tahu seberapa jauh perusahaan tumbuh, tetapi tidak benar-benar menunjukkan keuntungan dari hasil penjualan via situs web.

Meskipun begitu, GMV bisa berpengaruh pada keputusan investor dalam memberi suntikan dana, khususnya kepada perusahaan rintisan (startup) di bidang e-commerce. Perkembangan GMV dalam rentang kuartal maupun tahunan bisa dilaporkan sebagai salah satu capaian perkembangan yang signifikan dalam hal ini.

Baca juga: Ini 8 Strategi Digital Marketing yang Tepat untuk Bisnismu

Cara menghitung GMV


GMV dapat dihitung dengan rumus utama mengalikan harga jual barang dengan jumlah barang terjual (Sumber: Pexels)

GMV dapat dihitung dengan cara yang berbeda-beda, adapun rumus paling umumnya adalah sebagai berikut.

GMV = Harga Jual Barang x Jumlah Barang Terjual

Rumus ini dapat dimisalkan jika suatu perusahaan daring menjual 18 meja belajar dengan harga jual per meja belajar adalah Rp1.000.000, maka GMV adalah Rp18.000.000.

Setelah itu, dilakukan pengurangan dari GMV terhadap semua biaya dan pengeluaran dari GMV itu sendiri dari periode waktu tertentu. Hal ini dinamakan Net Merchandise Value (NMV) yang dirumuskan sebagai berikut.

NMV = GMV - Semua Biaya (Pemasaran + Pengembalian Dana + Pembayaran Gateway)

Perusahaan juga bisa melakukan perhitungan lanjutan terhadap Customer Acquisition Cost (CAC) atau biaya akuisisi pelanggan. CAC dihitung dengan membagi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan (biaya pemasaran) dengan jumlah total perolehan pelanggan dalam periode anggaran belanja tertentu. Berikut ini adalah rumus CAC.

CAC = Total Pengeluaran Pemasaran
            Jumlah pelanggan yang diperoleh

CAC digunakan sebagai metrik yang melacak efektivitas iklan atau promosi. Selain itu, CAC juga dapat menghitung berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan. Jadi, jika suatu perusahaan menghabiskan Rp5.000.000 untuk pemasaran dalam satu bulan dan memperoleh 500 pelanggan baru, maka CAC perusahaan itu adalah Rp10.000.

Baca juga: Panduan Membuat Marketing Plan Beserta Contohnya

Kelebihan dan kekurangan GMV


GMV hanya menghitung penjualan secara general dan belum memasukkan unsur-unsur lain dalam pemasaran (Sumber: Pexels)

Kelebihan GMV secara umum adalah mengukur nilai kotor dari semua penjualan dan memberikan wawasan tentang kinerja perusahaan. Perhitungan ini umum berlaku di sebuah pasar perusahaan customer to customer (C2C), dimana pengecer berfungsi sebagai mekanisme pihak ketiga untuk menghubungkan pembeli dan penjual tanpa benar-benar berpartisipasi sebagai keduanya.

Meskipun begitu, GMV memiliki kelemahan yaitu sifatnya yang terlalu umum dan tidak benar-benar menunjukkan profitabilitas perusahaan. Sebab, di dunia e-commerce pendapatan juga diambil ke penjual barang, bukan hanya untuk perusahaan itu sendiri. 

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan GMV yang bisa kamu ketahui.

Kelebihan Kekurangan
Memberikan wawasan tentang kinerja perusahaan Hasil perhitungan bukan cerminan dari pendapatan aktual perusahaan secara aktual
Menjadi aspek pembanding dengan pembanding Tidak mempertimbangkan faktor lain
Perhitungan sederhana dan cepat dilakukan Hanya perhitungan kasar hasil penjualan, belum dikurangi biaya lainnya

Baca juga: 12 Jenis Strategi Pemasaran yang Paling Efektif

Nah, itulah tadi beberapa penjelasan mengenai GMV yang perlu kamu ketahui. Kamu bisa mempelajari GMV jika kamu ingin berbisnis di bidang penjualan daring berbasis situs atau e-commerce. Dengan mempelajari GMV, kamu bisa belajar mengenai perhitungan hasil penjualan produk dari satu periode dan membandingkannya dengan periode lainnya.

Bagi kamu yang tengah bingung membangun karier dan mencari pekerjaan, EKRUT hadir sebagai rekan profesional buat kamu. Kamu bisa mendaftar lewat EKRUT untuk memperoleh berbagai informasi mengenai karier dan juga kesempatan rekrutmen dari berbagai perusahaan di Indonesia. Yuk, sign up EKRUT sekarang juga, hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • yieldify.com
  • investopedia.com
  • corporatefinanceinstitute.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1_1._Cost_Structure_Definisi__Fungsi__Jenis__Elemen_dan_Contohnya.jpg

    Expert's Corner

    Cost Structure: Definisi, Fungsi, Jenis, Elemen dan Contohnya

    Anisa Sekarningrum

    18 November 2022
    5 min read
    pexels-thibault-luycx-3975062.jpg

    Lainnya

    Economies of Scale: Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Keuntungan Melakukannya

    Fakhrizal Muttaqien

    17 November 2022
    5 min read
    H1_Laporan_Keuangan.jpg

    Lainnya

    6 Contoh Laporan Keuangan Beserta Panduan dalam Penyusunannya

    Algonz D.B. Raharja

    17 November 2022
    5 min read

    Video