Technology

Test Driven Development: Pengertian, Manfaat, Komponen, dan Cara Melakukan TDD

Published on
Min read
6 min read
time-icon
Ningtyas Dewanasari Kinasih

A newcomer in content writing who studied tourism. Very keen to learn about this field.

Test_Driven_Development_Pengertian__Manfaat__Komponen_dan_Cara_Melakukan_TDD.jpg

Saat mengembangkan software seringkali akan melibatkan banyak langkah untuk memastikan bahwa setiap jalur kode bekerja dengan benar. Nah, para pengembang sendiri telah bekerja untuk membuat proses tersebut lebih efisien dan minum eror. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan test driven development.

Metode tersebut dapat membantu kamu dalam membangun perangkat lunak menggunakan beberapa pengujian dan verifikasi hingga setiap bagiannya dapat berfungsi dengan mulus. Agar pembuatan sistem dapat berjalan lancar, pengujian pun dilakukan dengan lebih mudah dan meminimalisir bug, pahami. lebih lanjut mengenai TDD yang ada di artikel ini.

Baca juga: Membandingkan Ionic dan Flutter: Mana yang Perlu Kalian Gunakan?

Apa itu test driven development?


TDD mengembangkan uji kasus dalam suatu kode. (Sumber: Pexels)

Dilansir dafri guru99.com, test driven development atau TDD adalah pendekatan pengembangan software yang mana kasus pengujian dikembangkan untuk menentukan dan memastikan apa yang akan dilakukan oleh suatu kode.

Kasus uji untuk setiap fungsi akan dibuat dan dievaluasi terlebih dahulu. Apabila pengujian dinyatakan gagal, kode baru akan terus ditulis hingga dapat lulus tes uji. Hal tersebut merupakan bagian dari kerangka kerja test driven development yang menginstruksikan pengembang untuk menulis kode baru hanya jika pengujian otomatis gagal untuk menghindari duplikasi kode. Setiap pengujian akan fokus pada satu fungsi, sehingga memudahkan kamu untuk memastikan pengujian dan penyempuranaan setiap bagian software dilakukan secara terperinci.

Baca: Software Development: Ketahui Proses, Tipe, dan 3 Daftar Pekerjaannya

Manfaat test driven development


Metode ini membantu mengurangi terjadinya duplikasi kode. (Sumber: Pexels)

Metode test driven development dapat menghasilkan aplikasi berkualitas tinggi dalam waktu yang cenderung lebih singkat daripada metode lainnya. Mengimplementasikan TDD yang tepat mengharuskan pengembang dan penguji untuk secara akurat mengantisipasi bagaimana aplikasi beserta fiturnya akan digunakan dalam dunia nyata.

Manfaat yang akan kamu rasakan apabila menggunakkan metode test driven development, antara lain:

  • TDD dapat memfasilitasi lebih banyak komunikasi antara perancang software dengan pengembang lainnya. Diskusi yang terus dilakukan antar tim terkait standar yang harus ditetapkan untuk pengujian akan meminimalisir potensi kesalahan.
  • Pengujian TDD yang sering dilakukan, membuat tim dapat mengidentifikasi dan mengatasi error atau bug dengan cepat. Sehingga waktu dan biaya yang digunakan lebih efektif, juga mengurangi jumlah kesalahan dalam produk akhir.
  • Metode TTD dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya duplikat kode. Hal ini karena setiap duplikasi akan dikategorikan sebagai eror yang harus diperbaiki sebelum melanjutkan tes selanjutnya.

Test driven development membuat rangkaian uji yang dapat meminimalkan pengujian manual oleh manusia, sekaligus menemukan kesalahan lebih awal untuk perbaikan yang lebih cepat.

Baca juga: Software Engineer: Tanggung Jawab dan Proyeksi Karier 2022

Kerangka kerja test driven development


Terdapat beberapa framework yang mendukung metode TDD. (Sumber: Pexels)

Mungkin kamu sudah memahami bahwa pemrograman memiliki berbagai bahasa unik. Nah, berdasarkan hal itu terdapat beberapa framework yang mendukung test driven development sebagai berikut.

  • CsUnit dan NUnit: Keduanya merupakan framework pengujian untuk proyek .NET.
  • PyUnit dan DocTest: Framework populer yang digunakan untuk Python.
  • TestNG: Digunakan untuk mengatasi keterbatasan Junit.
  • Junit: Alat pengujian yang banyak digunakan untuk Java.
  • Rspec: Framework pengujian untuk Ruby.

Baca juga: Panduan software development bagi milenial

Cara melakukan test driven development


Terdapat tiga fase dalam melakukan metode test driven development. (Sumber: Pexels)

Pada dasarnya terdapat tiga fase test driven development, yaitu sebagai berikut.

1. Membuat pengujian yang tepat

Para pengembang perlu membuat pengujian unit yang tepat untuk melakukan verifikasi fungsi atau fitur tertentu. Harus dipastikan semua pengujian telah terkumpul sehingga dapat dilakukan proses selanjutnya. Dalam banyak kasus biasanya tes akan gagal. Namun, kegagalan tersebut merupakan hal yang berarti karena pengembang dapat menganalisis bagaimana suatu fitur bekerja.

2. Mengoreksi kode

Setelah pengujian gagal, kamu harus membuat perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki kode sebelumnya agar dapat berjalan dengan lancar saat proses dilakukan kembali.

3. Refactor code

Refactor code merupakan bagian dari tahapan validasi, dimana tim pengembang menganalisis data yang terkumpul selama pelaksanaan tes. Tim tersebut perlu membandingkan hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan dalam fase pengujian. Jika tidak terpenuhi, kode harus ditulis ulang untuk mengadakan tes kembali.

Secara lebih singkat, cara untuk melakukan test driven development adalah

  • Menambahkan tes
  • Menjalankan semua tes dan melihat apakah ada tes yang gagal
  • Menulis beberapa kode
  • Menjalankan tes dan melakukan refactor code
  • Ulang

Baca juga: 5 Tren pengembangan software di masa depan

Bedanya test driven development vs agile model development


AMD mengatasi masalah yang lebih besar dibandingkan dengan TDD. (Sumber: Pexels)

Berikut ini perbedaan antara test driven development dengan agile model development (AMD) yang perlu untuk kamu ketahui.

Test Driven Development Agile Model Development
TDD merupakan spesifikasi yang detail AMD digunakan untuk masalah yang lebih besar
TDD memberikan pengembangan kode berkualitas tinggi AMD memberikan komunikasi yang berkualitas dengan stakeholder dan pengembang
TDD mempersingkat arus feedback pemrograman AMD mempersingkat arus feedback pemodelan
TDD tidak berorientasi visual AMD berorientasi visual
TDD memiliki cakupan terbatas untuk pekerjaan software AMD memiliki cakupan yang luas termasuk para stakeholder

Baca juga: Metode Agile Development: Pengertian, Tujuan, dan Keunggulan

Test driven development adalah salah satu metode dalam pemrograman yang penting untuk diketahui apabila kamu bergelut dalam bidang tersebut. Metode ini memiliki manfaat yang salah satunya adalah dapat menghemat waktu dan biaya. Namun, sama halnya dengan metode lain, kamu juga harus mempelajari baik kelebihan maupun kekurangannya.

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • guru99.com
  • techtarget.com
  • browserstack.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    cover_(2).jpg

    Technology

    30 Contoh Slogan Unik dan Menarik Serta Cara Membuatnya

    Detty Risetya

    13 February 2023
    4 min read
    H1_jadwal_fyp_tiktok.jpg

    Technology

    Jadwal FYP TikTok 2022: Jam Terbaik untuk Upload Video

    Nurina Ulfah

    16 January 2023
    5 min read
    0-cara-cek-nomor-indosat.jpg

    Technology

    5 Cara Cek Nomor Indosat dengan Mudah dan Cepat 2022

    Arin Khurota

    19 December 2022
    5 min read

    Video