Careers

Abuse of Power: Pengertian, Dampak, Contoh, dan Cara Menghadapi

Published on
Min read
6 min read
time-icon
Yohanna Valerie Immanuella

Yohanna has an interest in creative writing, creative thinking, copywriting, project management, and psychological thing. 

Cover_(1).jpg

Pernahkah kamu melihat tindakan penyalahgunaan kekuasaan oleh seseorang dengan jabatan tinggi? Meskipun tidak boleh dinormalisasi, nyatanya ada banyak sekali penguasa yang merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain dan berhak berperilaku seenaknya. Tindakan penyalahgunaan kekuasaan dapat dilihat praktiknya di berbagai tempat, seperti jalan raya, gedung-gedung pemerintahan, dan gedung-gedung perkantoran tempat para karyawan bekerja. Untuk dapat memahami secara lebih menyeluruh tentang tindakan yang dikenal dengan istilah abuse of power ini, mari simak artikel selengkapnya.

Baca juga: Mengenal Hustle Culture, 4 Penyebab, dan Dampak Negatifnya dalam Bekerja

Apa itu abuse of power?


Abuse of power adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi (sumber: Pexels)

Melansir dari Law Insider, abuse of power adalah penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan seseorang dengan kedudukan tinggi. Orang yang melakukan tindakan abuse of power menggunakan kekuatannya untuk menindas orang lain yang kedudukannya lebih rendah. Jika lingkupnya diperkecil menjadi di kantor saja, tindakan penindasan tersebut bisa berupa pembatasan terhadap pemberian tugas, pembaruan kontrak, dan diskriminasi dalam pemberian evaluasi. Selain itu, abuse of power di kantor juga bisa berupa perlakuan yang menyinggung, intimidasi, pengancaman, dan kekerasan seksual.

Baca juga: 10 Indikator Kepemimpinan yang Efektif beserta Cara Mengukurnya

Contoh perilaku abuse of power di tempat kerja


Mempermalukan karyawan adalah salah satu tindakan abuse of power (sumber: Pexels)

Melansir dari Your Safe Hub, ada beberapa tindakan atasan yang bisa dikategorikan sebagai bentuk abuse of power seperti berikut.

  • Selalu mengingatkan karyawan bahwa dirinya bisa digantikan dan dipecat kapan saja.
  • Mempermalukan atau memarahi karyawan di depan rekan kerjanya.
  • Memaksa karyawan untuk bekerja overtime beberapa kali dalam seminggu tanpa uang lembur.
  • Memperlakukan karyawan dengan tidak baik ketika dirinya sedang bad mood.
  • Merendahkan pertanyaan yang diajukan karyawan.
  • Ketika ada masalah dalam pekerjaan, atasan yang melakukan tindakan abuse of power akan langsung menyalahkan bawahannya dan tidak melakukan introspeksi diri. 
  • Menahan informasi penting yang sebenarnya perlu diketahui oleh karyawan.
  • Mendahulukan kepentingan pribadi dibanding kepentingan perusahaan.
  • Memaksa karyawan untuk mengikuti peraturan perusahaan walau dirinya sendiri tidak memberi contoh.

Selain itu, menurut Marketing 91, tindakan berikut ini juga bisa dikategorikan ke dalam abuse of power.

  • Melakukan pelecehan dan perundungan terhadap karyawan yang kedudukannya lebih rendah.
  • Melakukan kontak fisik yang tidak pantas terhadap karyawan.
  • Meminta karyawan untuk melakukan tugas pribadi.
  • Mengganggu kerja karyawan dengan berbagai cara yang tidak pantas.
  • Memaksa karyawan untuk melanggar peraturan demi kepentingan pribadi atasan.

Baca juga: 9 Perbedaan Boss dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui

Dampak perilaku abuse of power 


Lingkungan pekerjaan yang tidak sehat menjadi salah satu dampak tindakan abuse of power (sumber: Freepik)

Tindakan abuse of power tentunya membawa dampak yang cenderung negatif, terlebih untuk karyawan yang menjadi korban. Mengingat abuse of power adalah tindakan yang menyerang sisi psikologis manusia, sangat memungkinkan jika kinerja karyawan menurun drastis. Adanya tekanan, tindasan, dan perlakuan tidak menyenangkan jelas bisa memengaruhi konsentrasi kerja mereka.

Ketika konsentrasi kerja terganggu, otomatis performa kerja ikut terpengaruh. Hal ini berdampak pada pencapaian perusahaan yang ujungnya bisa menimbulkan kerugian dalam skala besar. Selain itu, karyawan yang sebenarnya mempunyai kemampuan baik juga boleh jadi memutuskan untuk pindah perusahaan. Jika tindakan abuse of power terus dilakukan dan tingkat resign dari pekerjaan suatu perusahaan menjadi tinggi, citra perusahaan pada akhirnya akan tercoreng.

Baca juga: Pentingnya Kesejahteraan Karyawan Bagi Kualitas Pekerja

Cara menghadapi perilaku abuse of power


Meminta bantuan pada pihak yang mempunyai otoritas lebih tinggi dapat menjadi solusi (sumber: Pexels)

1. Bedakan mana tindakan abuse of power dan mana yang bukan

Seseorang harus mengetahui terlebih dahulu tindakan seperti apa yang bisa disebut sebagai abuse of power. Jangan sampai suatu tindakan wajar, seperti meminta karyawan lembur dengan kompensasi dan pemberian tambahan pekerjaan yang masih sesuai kesepakatan kerja malah dikategorikan sebagai bentuk abuse of power. Jangan sampai pula tindakan yang jelas-jelas adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan, seperti atasan meminta karyawan mengerjakan pekerjaan pribadinya dan teguran merendahkan dari atasan dengan dalih bersikap tegas malah dinormalisasi juga dibiarkan. Dengan mengetahui kategori tindakannya, orang tersebut bisa memutuskan langkah selanjutnya.

2. Menghadapi atasan yang melakukan tindakan abuse of power dengan cara yang profesional

Tindakan abuse of power di kantor sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tindakan perundungan di masa sekolah. Ketika ada tindakan penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan orang dengan kedudukan lebih rendah, mencoba untuk mengkonfrontasi pelaku secara langsung dapat menjadi pilihan untuk diambil. Orang dengan pola pikir abuse of power cenderung merasa lebih hebat dan berkuasa terlebih ketika targetnya tetap diam. Salah satu bentuk konfrontasi secara profesional yang bisa dilakukan adalah menanyakan secara langsung maksud dari atasan yang bertindak sewenang-wenang. Tanyakan dengan bahasa yang sopan juga tegas supaya orang tersebut tidak lagi menganggap remeh.

3. Melakukan dokumentasi dan laporkan ke pihak dengan otoritas yang lebih tinggi

Jika menurutmu tindakan abuse of power yang dilakukan atasan sudah melampaui batasan, kamu bisa melaporkannya ke Divisi Personalia. Akan tetapi, sebelum melaporkan, kamu perlu mengumpulkan bukti terlebih dahulu. Dengan begitu, laporanmu akan dianggap lebih valid.

Baca juga: Ekspektasi Kantor dan Pekerjaan yang Ideal Bagi Generasi Z

Nah, demikian penjelasan tentang abuse of power yang mungkin terjadi di tempat kerja. Ketika kamu dihadapkan dengan situasi seperti itu, semoga kamu bisa lebih percaya diri dalam menghadapinya, ya! Jangan ragu untuk meminta bantuan dan menyuarakan ketidakadilan karena sejatinya setiap manusia diciptakan setara.

Selain artikel tentang abuse of power, kamu bisa mendapatkan informasi menarik lainnya melalui artikel yang dimuat di EKRUT Media. Jangan lupa juga untuk mengunjungi kanal YouTube EKRUT Official untuk mendapatkan tips karier dan pekerjaan, ya! Jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • lawinsider.com
  • yoursafehub.com
  • marketing91.com
  • smallbusiness.chron.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1.jpg

    Careers

    5 Contoh Biografi Diri Sendiri untuk Peluang dan Perkembangan Karier

    Alvina Vivian

    13 February 2023
    6 min read
    H1_1._Cara_Menulis_Artikel_yang_Baik_Untuk_Pemula.jpg

    Careers

    10 Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar untuk Pemula

    Anisa Sekarningrum

    19 December 2022
    5 min read
    ucapan_perpisahan_kerja_-_EKRUT.jpg

    Careers

    Tips Menyampaikan Kata-kata Perpisahan Kerja yang Berkesan beserta Contohnya

    Maria Tri Handayani

    19 December 2022
    7 min read

    Video