Lainnya

Delusional Adalah: Pengertian, 6 Jenis, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Published on
Min read
5 min read
time-icon
Nurina Ulfah

Experienced in content writing and editing with a demonstrated history of working in a startup company. Currently, looking for new opportunities that match her passion in writing and editing.

H1_delusional.jpg

Delusional adalah salah satu jenis gangguan mental serius. Kondisi ini ditandai dengan kesulitan untuk membedakan mana hal yang bersifat kenyataan dan mana yang merupakan imajinasi. Simak artikel ini lebih lanjut untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis. penyebab, dan cara menangani delusional.

Baca juga: Ini pentingnya kesehatan mental karyawan bagi perusahaan

Apa itu delusional?


delusional atau wahab merupakan salah satu jenis gangguan mental. (sumber: pexels)

Menurut Cleveland Clinic, delusional atau disebut juga waham adalah kondisi saat seseorang tidak dapat membedakan kenyataan maupun khayalan. Meskipun banyak bukti memperlihatkan pikirannya hanya khayalan, orang yang delusional akan kesulitan mengakuinya dan tetap meyakini hal tersebut sebagai kenyataan. Delusional biasanya melibatkan salah tafsir atas persepsi atau pengalaman.

Dikutip dari laman Harvard Health Publishing, orang dengan gangguan delusional biasanya sadar bahwa keyakinan mereka unik sehingga biasanya tidak membicarakannya pada orang lain.

Baca juga: Manfaat me time bagi kesehatan mental

6 Jenis delusional


berikut ini adalah jenis-jenis delusional. (sumber: pexels)

Gangguan delusional terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Grandiose

Penderita delusional jenis ini cenderung merasa bahwa dia lebih berkuasa, hebat, cerdas, dan memiliki status sosial yang lebih tinggi, serta meyakini bahwa dirinya telah melakukan suatu penemuan penting atau memiliki talenta yang hebat. Penderita gangguan delusional ini juga memiliki tendensi untuk bersifat narsisme.

Selain itu, dia juga yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan spesial atau memiliki relasi khusus dengan figur besar, padahal kenyataannya tidak demikian.

2. Erotomania

Jenis delusi berikutnya adalah erotomania. Penderita erotomania meyakini bahwa dirinya sangat dicintai atau dikagumi oleh orang lain, umumnya, tokoh terkemuka atau terkenal.

Penderita gangguan delusional ini bahkan bisa mengintai dan berusaha melakukan kontak dengan orang yang menjadi sasaran delusinya, sehingga dapat mengganggu privasi orang tersebut.

3. Persecutory

Penderita delusional ini selalu merasa terancam, karena dia yakin bahwa ada orang lain yang hendak menganiaya dirinya, memata-matai, atau berencana mencelakainya. Orang yang memiliki delusional jenis ini juga cenderung sulit mempercayai orang lain.

Sebagai contoh, ketika tetangga melewati rumahnya, dia bisa saja menganggap bahwa tetangga tersebut ingin membunuhnya, padahal tidak.

4. Jealousy

Pada jenis delusional ini, penderitanya percaya bahwa pasangannya tidak setia kepada dirinya. Namun, hal ini tidak didukung dengan fakta apa pun. Terkadang, orang yang memiliki gangguan delusional ini bisa menjadi sangat mudah cemburu dan obsesif dengan pasangannya.

5. Somatic

Mereka yang mengalami jenis delusi ini meyakini adanya masalah kesehatan tertentu pada diri sendiri. Namun, biasanya, pemeriksaan kesehatan tidak menemukan apa pun dan sebenarnya mereka dalam keadaan sehat.

6. Mixed

Pada beberapa kasus, seseorang dapat mengalami berbagai tipe delusi sekaligus. Pikiran delusional biasanya dapat terbentuk karena penderitanya salah mengartikan suatu peristiwa atau niat seseorang yang berinteraksi dengan mereka.

Delusi sering kali menjadi bagian dari gangguan psikotik. Hal ini juga kerap terjadi bersamaan dengan halusinasi, seperti mendengar suara atau merasakan benda maupun sentuhan yang tidak nyata. Orang yang mengalami delusi pada akhirnya akan sering merasa takut atau tertekan. Kondisi ini pun akhirnya memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Memahami penyebabnya adalah langkah utama untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca juga: Toxic positivity dan dampaknya bagi kesehatan mental

Penyebab delusional


ada beberapa faktor yang menjadi pemicu delusional. (sumber: pexels)

Penyebab terjadinya gangguan delusi belum diketahui secara pasti, namun kelainan mental ini diketahui berkaitan dengan beragam faktor pemicu.

1. Genetik

Sama halnya dengan skizofrenia, gangguan delusi lebih mungkin terjadi pada seseorang yang memiliki anggota keluarga yang mengalami hal serupa.

2. Biologis

Gangguan delusi kemungkinan terbentuk jika bagian otak untuk proses berpikir (lobus frontal) dan persepsi (lobus parietal) mengalami gangguan seperti pertumbuhan tumor otak. Para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelainan pada area tertentu di otak mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan delusional.

Ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak, yang disebut neurotransmitter, juga dikaitkan dengan pembentukan gejala delusi. Neurotransmitter adalah zat yang membantu sel saraf di otak untuk saling mengirim pesan. Ketidakseimbangan bahan kimia ini dapat mengganggu transmisi pesan, yang menyebabkan gejala delusional.

3. Lingkungan atau kondisi psikologis

Gangguan delusi juga dapat dipicu karena adanya stres berlebih, gangguan kepribadian, penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan narkoba atau minuman beralkohol. Seseorang yang mengalami kesepian dan terisolasi karena kecacatan indera pendengaran dan penglihatan juga rentan mengalami delusi.

Baca juga: Mengenal Bad Mood, 5 Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Cara menangani delusional


berikut ini beberapa cara menangani delusional. (sumber: pexels)

Gangguan delusi sulit untuk diobati karena biasanya sang penderita kurang memahami penyakitnya. Artinya, mereka tidak mengira bahwa mereka sakit sehingga mereka jarang mencari bantuan atau menginginkan pengobatan.

Namun, ada cara efektif untuk mengatasi gangguan mental ini, berikut yang dikutip dari PsychCentral.

1. Psikoterapi

Ada penelitian terbatas tentang psikoterapi untuk gangguan delusi. Selain itu, karena individu benar-benar memercayai delusi mereka, sulit untuk melibatkan mereka dalam psikoterapi.

Berbagai sumber telah menyoroti tantangan dalam membangun aliansi terapeutik antara klien dan dokter. Dengan kata lain, pasien dengan gangguan delusi sering kali tidak mempercayai terapis, jadi sulit untuk membangun hubungan yang positif dan aman dengan mereka.

Namun, psikoterapi bermanfaat untuk mengobati gangguan delusi. Dalam hal ini, terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) tampaknya merupakan intervensi yang paling banyak dipelajari dan dilakukan.

CBT untuk psikosis (CBTp) adalah terapi kolaboratif berbasis bukti untuk skizofrenia, yang mengobati delusi. Terapi ini juga dapat berfokus pada gejala dan masalah lain yang mengganggu kehidupan penderita delusional.

Misalnya, tingkat insomnia yang tinggi ditemukan pada individu dengan delusi penganiayaan, dan penelitian telah menemukan bahwa CBT cukup efektif untuk mengatasi insomnia.

2. Pengobatan

Bukti tentang pengobatan yang efektif untuk gangguan delusi masih langka. Namun, pengobatan farmakologis lini pertama, seperti pengobatan antipsikotik dipercaya dapat digunakan untuk mengatasi pasien delusional.

Misalnya, penderita jenis delusi somatik tampaknya berpotensi lebih responsif terhadap terapi antipsikotik daripada jenis delusi lainnya. Antidepresan, seperti SSRI dan clomipramine, juga telah berhasil digunakan untuk pengobatan gangguan delusi tipe somatik.

Sangat umum bagi pasien dengan gangguan delusi untuk minum lebih dari satu obat. Biasanya, mereka akan menggunakan obat antipsikotik bersama dengan antidepresan. Dalam hal ini, antidepresan diresepkan untuk mengobati depresi atau kecemasan yang bisa saja menyebabkan delusi semakin parah.

Selain mendorong pasien dengan gangguan delusi untuk mencari bantuan, orang-orang terdekat pasien, seperti keluarga, saudara, atau teman diharapkan dapat memberikan dukungan agar tujuan pengobatan tercapai. Hal ini karena pasien yang merasa tertekan atau berulang kali dikritik oleh orang lain kemungkinan besar akan mengalami stres, yang dapat memperburuk gejala delusional.

Cara tersebut juga berlaku bila kamu sendiri yang mengalaminya, cobalah untuk mencari dukungan dengan bergabung dalam komunitas atau kelompok serupa sehingga motivasi pengobatan akan tetap ada.

Baca juga: 6 Cara agar tidak stres setelah bekerja seharian

Itulah penjelasan mengenai delusional, jenis-jenis, penyebab, dan cara menanganinya. Jika kamu tertarik berkarier di bidang kesehatan, EKRUT punya segudang informasi tentang ini, lho! Mulai dari lowongan pekerjaan, diskusi pekerjaan, dan berbagai kebutuhan lainnya terkait dengan pekerjaan.

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • clevelandclinic.org
  • health.harvard.edu
  • psychcentral.com
  • alodokter.com
  • sehatq.com
  • hellosehat.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    Manfaat_“Me_Time”_bagi_kesehatan_mental_dan_7_kegiatan_yang_bisa_untuk_dilakukan.jpg

    Lainnya

    Manfaat “me time” bagi kesehatan mental dan 7 kegiatan yang bisa untuk dilakukan

    Sylvia Rheny

    14 November 2022
    6 min read
    imposter-syndrome-EKRUT.jpg

    Careers

    Mengenal Pengertian Imposter Syndrome dan Cara Mengatasinya

    Nur Rosita Dewi

    10 November 2022
    5 min read
    H1.jpg

    Lainnya

    Cara Menghilangkan Mata Panda Secara Tepat dan Alami

    Felixitas Yolanda

    02 November 2022
    8 min read

    Video