Careers

Ini pentingnya kesehatan mental karyawan bagi perusahaan

Published on
Min read
6 min read
time-icon
Tsalis Annisa

Content Editor who eager to learn more about Marketing | Experienced Editor In Chief with a demonstrated history of working in the internet industry. Skilled in Event Management, Journalism, English, Marketing Strategy, and Social Media. 

kesehatan-mental-EKRUT.jpg

Setidaknya, sekitar 300 juta orang mengalami depresi, dan gangguan kecemasan. Salah satu penyebabnya adalah tekanan kerja. Bahkan WHO memperkirakan hal ini memicu menurunnya produktivitas sehingga menimbulkan kerugian ekonomi global sekitar US$1 triliun setiap tahunnya.

Oleh karena itu, tak hanya kesehatan tubuh, kesehatan mental juga perlu diperhatikan oleh perusahaan. Pasalnya, masalah kesehatan mental yang dialami oleh karyawan juga dapat berpengaruh pada produktivitas. Misalnya saja, karyawan tidak fokus, karyawan sering tidak masuk, dan tentunya hal ini dapat mengarah kepada kerugian perusahaan.

Penyebab masalah kesehatan mental karyawan

Agar masalah kesehatan mental pada karyawan dapat berkurang, dan dihindari, kamu perlu tahu apa saja penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi ini.

Hubungan dengan atasan

Penyebab masalah kesehatan mental karyawan pertama, dan yang paling sering terjadi adalah adanya kendala pada hubungan dengan atasan.

Pemicunya di antara lain seperti, atasan menekan karyawan dengan target yang kurang realistis dan dalam waktu yang singkat, atau atasan yang memberikan tugas di luar job description karyawan.

Di mana di dunia yang serba cepat ini, umumnya karyawan dituntut untuk dapat multitasking dan bekerja cepat.

Adapun cara yang bisa dilakukan adalah komunikasi di antara kedua belah pihak. Atasan yang lebih memerhatikan dan mendengarkan karyawan, serta karyawan yang terbuka mengenai pemikirannya, dan apa yang ia alami.

Konflik dengan keluarga atau pasangan

Tekanan kerja yang semakin meningka memicu ketidakseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Hal ini yang akhirnya memicu masalah di dalam kehidupan pribadi, termasuk keluarga.

Di mana sebagian karyawan bahkan harus tetap mengerjakan pekerjaannya di rumah, bahkan di saat weekend. Karena nyatanya, sebagian pekerjaan bahkan tidak cukup dikerjakan selama 9 jam di kantor.

Hasilnya, waktu untuk diri sendiri dan keluarga justru sangat berkurang. Padahal, terlalu lama jauh dari keluarga atau pasangan dapat berkontribusi pada tingkat stres seseorang, dan sebaliknya, kebersamaan dengan keluarga dapat menjadi cara murah untuk mengurangi stres.

Masalah dengan rekan kerja

Selain masalah dengan atasan, dan kurangnya waktu untuk kehidupan pribadi, masalah dengan rekan kerja juga dapat memicu masalah kesehatan mental pada karyawan. Di mana selama bekerja, karyawan mungkin berhubungan dengan karyawan lain yang sulit untuk diajak bekerja sama dan menghambat pekerjaan.

Dalam mengatasi hal ini, komunikasi juga merupakan kunci utamanya. Cobalah untuk melakukan diskusi, dan ambil kesepakatan bersama. Namun, jika hal ini juga tidak memberikan hasil yang baik, cobalah untuk mengomunikasikannya kepada atasan.

Beban kerja yang berlebihan

Beban kerja tentu tidak dipungkiri lagi dapat menjadi penyebab masalah kesehatan mental karyawan. Di mana perusahaan terkadang tak hanya memberikan beban kerja di luar kapasitas manusia, tapi juga jam kerja yang terlampau panjang, dan tekanan yang terus menerus.

Hal ini tentu dapat membuat seseorang stres, dan bahkan bukan tidak mungkin juga memengaruhi kesehatan tubuh karyawan. Karena ketika stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang juga dapat memicu penyakit. Hasilnya? Karyawan mungkin akan menjadi sering tidak masuk karena sakit.

Selain beberapa hal di atas, ketidakamanan dalam pekerjaan juga dapat memicu stres. Misalnya, perusahaan diakuisisi oleh perusahaan lain, sehingga akhirnya menimbulkan perusahaan organisasi yang berdampak pada posisi jabatan karyawan.

Masalah kesehatan mental karyawan sebaiknya juga termasuk ke dalam hal yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh.

Perlu diingat bahwa stres yang berkepanjangan dapat memicu depresi pada seseorang. Jadi, ada baiknya atasan atau perusahaan mulai mendengarkan karyawan.

Baca juga: Lembur tidak dibayar, sebuah loyalitas atau profesionalitas

kesehatan mental - EKRUT
Sebagai aset perusahaan, perusahaan perlu memerhatikan kesehatan mental karyawan dengan baik - EKRUT

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Karyawan yang mulai mengalami stres umumnya akan menunjukkan beberapa tanda. Misalnya seperti, mulai menarik diri, kurang motivasi atau semangat sehingga produktivitas menurun, atau jarang masuk kantor.

Demi keuntungan bersama, tentu perusahaan perlu melakukan beberapa upaya untuk mencegah atau mengatasi masalah kesehatan mental karyawan. Adapun beberapa langkahnya adalah sebagai berikut.

Ajak karyawan berbincang

Komunikasi merupakan hal terpenting. Jadi ketika karyawan mulai nampak kurang semangat, dan produktivitasnya menurun. Disarankan atasan mulai mengajak karyawan berbincang. Tanyakan bagaimana kabarnya, dan apa yang menyebabkan menurunnya produktivitas.

Cobalah untuk mendengarkan baik-baik apa yang ia keluhkan, dan hindari kesan menghakimi. Ingatlah bahwa bagaimanapun, karyawan adalah aset perusahaan.

Ciptakan budaya dan lingkungan kerja yang positif

Kedua hal ini merupakan hal yang penting bagi perjalanan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, sebagai bentuk upaya mengurangi masalah kesehatan mental pada karyawan, ada baiknya perusahaan mulai menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang positif. Kurangi juga beberapa faktor yang berhubungan dengan stres kerja.

Bantu karyawan mengatasi stres apapun penyebabnya

Apapun penyebabnya, stres dapat memengaruhi produktivitas karyawan. Maka, ada baiknya perusahaan memberikan bantuan kepada karyawan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan cuti tambahan kepada karyawan untuk dapat beristirahat dan menenangkan diri, atau menyediakan jasa konsultasi untuk karyawan.

Jika stres yang dialami karyawan disebabkan oleh kurangnya keseimbangan hidup, atau kekhawatirannya pada karier, perusahaan bisa mempertimbangkan beberapa hal.

Misalnya, memberikan program pengembangan karir, mendukung karyawan untuk mendapatkan keseimbangan kehidupan pribadi dan kerja, serta memberikan apresiasi kepada karyawan.

Baca juga: Cara menjaga kesehatan mental saat bekerja dari rumah

 

Baik masalah kesehatan mental, maupun tubuh karyawan tentu akan memengaruhi produktivitasnya. Guna menjaga aset perusahaan, ada baiknya pihak manajemen mulai memerhatikan hal ini.

Membantu karyawan mengatasi stres, atau memberikannya izin cuti, tentu tidak seberapa dibandingkan harus mencari karyawan baru, dan menghabiskan waktu untuk mengajarinya dari awal, bukan?

Rekomendasi bacaan:

Sumber:

  • NCBI
  • who.int
  • bodycare.com.au
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1_-_10_Studio_Foto_Jakarta_untuk_Berbagai_Keperluan_Beserta_Daftar_Harganya.jpg

    Lainnya

    10 Studio Foto Jakarta untuk Berbagai Keperluan beserta Daftar Harganya

    Sylvia Rheny

    09 December 2022
    5 min read
    Manfaat_“Me_Time”_bagi_kesehatan_mental_dan_7_kegiatan_yang_bisa_untuk_dilakukan.jpg

    Lainnya

    Manfaat “me time” bagi kesehatan mental dan 7 kegiatan yang bisa untuk dilakukan

    Sylvia Rheny

    14 November 2022
    6 min read
    H1_People_Pleaser.jpg

    Lainnya

    8 Tanda Kamu Adalah People Pleaser Beserta Tips untuk Meminimalisasinya

    Algonz D.B. Raharja

    11 November 2022
    5 min read

    Video