Technology

Pengertian Load Balancing beserta Manfaat dan Metode Kerjanya

Published on
Min read
6 min read
time-icon
Nurina Ulfah

Experienced in content writing and editing with a demonstrated history of working in a startup company. Currently, looking for new opportunities that match her passion in writing and editing.

H1_load_balancing.jpg

Load balancing adalah sebuah solusi yang dapat diterapkan untuk menstabilkan server website agar dapat menghindari gangguan server down ketika traffic ke website mengalami lonjakan. Untuk lebih lengkapnya, ketahui pengertian load balancing beserta manfaat dan metode kerjanya di artikel ini.

Apa itu load balancing?


Load balancing adalah sebuah solusi untuk menstabilkan server website. (sumber: pexels)

Load balancing adalah proses pendistribusian traffic jaringan ke beberapa server. Hal ini berguna agar beban traffic tersebut tidak hanya ditanggung oleh salah satu server saja, melainkan terbagi secara merata, sehingga server tidak mengalami kelebihan beban. Sebab, server website yang terlalu banyak beban membuat proses muat halaman menjadi lambat atau bahkan tidak terhubung sama sekali.

Kemudian, load balancing berguna untuk mengoptimalkan kinerja sekaligus mengatasi berbagai gangguan pada database, aplikasi, maupun website. Penggunaan load balancing adalah hal yang tepat bila kamu memiliki website dengan traffic jaringan cukup tinggi. Sebab, load balancing akan membantu server tetap merespons cepat dan juga terhindar dari kendala atau overloading.

Baca juga: Apa Itu Server? Berikut Pengertian, Cara Kerja, Manfaat, dan 12 Jenisnya

Manfaat load balancing


Load balancing bermanfaat untuk website dan aplikasi. (sumber: pexels)

Load balancing memiliki banyak manfaat untuk website dan aplikasi yang kamu miliki. Berikut ini adalah manfaat load balancing.

1. High performance guarantee

Beban traffic dari server dan aplikasi akan dibagi ke beberapa resources atau sumber daya, maka dapat dipastikan bahwa performa dari server atau aplikasi akan tetap tinggi apapun yang terjadi.

2. Minimize downtime

Dengan high performance dan pembagian beban antar server, maka dapat dipastikan bahwa aplikasi dan website yang ada di server akan lebih aman dari downtime atau gangguan.

3. Save resources

Pembagian beban akan membantumu menghemat server resources karena server tidak perlu menggunakan banyak sumber daya untuk tetap menjalankan aplikasi ketika traffic sedang tinggi atau ramai.

4. More efficient

Dengan pembagian beban traffic yang rata, kamu akan mendapatkan respons yang lebih cepat dari server dan aplikasi. Nah, hal inilah yang dapat meningkatkan efisiensi.

Baca juga: Mengenal Web Server: Pengertian, Cara Kerja, Fungsi, dan Jenisnya

Jenis load balancing


Load balancing memiliki dua jenis yaitu hardware dan software. (sumber: pexels)

Perangkat load balancing memiliki dua tipe utama, yaitu hardware load balancer dan software load balancer.

1. Hardware load balancer

Hardware load balancer merupakan sebuah perangkat keras yang dapat mendistribusikan traffic dalam jumlah besar. Namun, jenis load balancer ini memiliki harga yang cukup mahal dan tidak sefleksibel versi software-nya.

2. Software load balancer

Software load balancer digunakan untuk mendistribusikan traffic jaringan server dengan menggunakan software yang berjalan di server atau sebuah komputer. Jenis load balancer ini dapat diunduh serta digunakan di mana saja. Selain lebih fleksibel, versi software juga lebih terjangkau dibandingkan versi hardware-nya. Saat server menerima permintaan akses yang lebih besar, kamu dapat mengubah load balancer ini sesuai kebutuhan.

Baca juga: System Administrator: Pengertian, Tanggung Jawab, dan Skill yang Harus Dimilikinya

Metode load balancing


Load balancing terdiri dari beberapa metode. (sumber: pexels)

Secara teknis, load balancing memiliki beberapa metode yang menggunakan berbagai algoritma berbeda seperti penjelasan di bawah ini.

1. Round Robin

Round Robin adalah metode paling umum dan banyak digunakan dalam load balancing. Metode ini menyalurkan beban secara berurutan dari server satu ke server lainnya, sehingga menciptakan sistem putaran atau rotasi. Misalnya, jika perusahaanmu memiliki tiga server, maka permintaan pelanggan pertama akan disalurkan ke server satu terlebih dahulu. Lalu, permintaan kedua diberikan pada server dua, dan begitu seterusnya.

2. Least Connection

Metode Least Connection menjaga distribusi traffic yang merata di semua server yang tersedia. Jika sebuah server memiliki beban koneksi yang besar, permintaan data akan didistribusikan ke server yang lebih luang. Saat terjadi permintaan, Least Connection akan mendistribusikannya ke server dengan jumlah koneksi paling kecil untuk menghindarkan overload pada server karena besarnya traffic yang diterima.

3. Least Response Time

Metode Least Response Time menggunakan dua cara dalam distribusi permintaan data klien. Saat terjadi permintaan data, load balancer mengarahkan traffic ke server dengan koneksi aktif terkecil dan waktu respons paling cepat. Mengetahui kecepatan respons server membantu pengguna mengetahui beban sebuah server.

4. Least Bandwidth

Metode Least Bandwidth mencari server yang melayani jumlah traffic paling sedikit dalam ukuran megabit per detik (Mbps). Saat terjadi permintaan akses data, load balancer akan mendistribusikannya ke server yang memiliki traffic Mbps paling kecil.

5. IP Hash

Pada metode IP Hash, permintaan akses data ke sebuah server ditentukan lewat berbagai data yang berhubungan dengan IP (incoming packet), mulai dari alamat IP destinasi, port number, domain, dan URL. Secara sederhana, IP yang akan menentukan ke server mana permintaan data tersebut diberikan.

Baca juga: Pengertian, Fungsi, 5 Jenis Web Hosting, dan Tips Memilihnya

Kelebihan dan kekurangan load balancing


Load balancing memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. (sumber: pexels)

Selain menyeimbangkan traffic, load balancing memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan bagi penggunanya berikut ini.

Kelebihan

Berikut ini adalah kelebihan load balancing yang dapat bermanfaat bagi penggunanya.

1. Mempermudah upgrade dan downgrade

Website yang memiliki banyak traffic berpotensi mendapat lonjakan traffic yang membuat website menjadi lebih lambat bahkan gagal dimuat. Dengan load balancing, traffic dapat tersebar ke beberapa server dan hal ini menjadi lebih mudah ditangani. Server administrator dapat menaikan atau bahkan menurunkan skala server website sesuai kebutuhan website tersebut.

2. Mempermudah proses distribusi traffic

Saat menggunakan load balancing untuk memelihara website di beberapa server, kegagalan operasional website dapat dibatasi secara signifikan. Load balancing mengeliminasi proses yang tidak perlu atau disebut redundansi. Ketika traffic website dikirim ke dua atau lebih server dan salah satu gagal, load balancer secara otomatis akan mengalihkannya ke server lain yang tersedia. Dengan beban server yang seimbang, kamu dapat merasa aman karena server akan selalu online untuk menangani traffic website.

3. Mengurangi downtime dan meningkatkan performa

Load balancing membuatmu melakukan pemeliharaan server di mana pun kamu berada. Hal ini berarti kamu bisa mengurangi sekaligus menaikkan performa website-mu.

4. Manajemen kegagalan lebih efisien

Load balancing membantu pengguna mendeteksi kegagalan dan menanganinya secara efisien untuk memastikan kegagalan apa pun tidak mempengaruhi beban server. Dengan menggunakan beberapa pusat data yang tersebar, kamu dapat menghentikan jalur kegagalan yang terdeteksi dan mengembalikan sumber daya ke server lain yang tidak terpengaruh.

5. Meningkatkan fleksibilitas

Dengan beban server yang seimbang, website administrator memiliki fleksibilitas dalam menangani traffic website. Mereka dapat melakukan tugas pemeliharaan server secara bertahap tanpa mematikan aktivitas website atau menunggu waktu senggang website.

Kekurangan

Sementara itu, load balancing juga memiliki beberapa kekurangan seperti berikut.

1. Membutuhkan konfigurasi tambahan

Kamu perlu melakukan konfigurasi tambahan untuk mempertahankan koneksi secara terus menerus antara klien dan server. Selain itu, kamu harus melakukan konfigurasi ulang load balancer tiap kali terjadi perubahan susunan. Misalnya, saat node ditambahkan atau dihapus.

2. Biaya cukup besar

Hal ini berlaku jika menggunakan hardware load balancer. Biasanya versi hardware menghabiskan biaya yang cukup besar dibanding versi software-nya.

Baca juga: Mengenal Jaringan Komputer Mulai dari Tujuan Hingga Cara Kerjanya

Itulah pengertian load balancing beserta manfaat dan metode kerjanya. Load balancing memiliki peranan penting untuk digunakan agar website dapat selalu online meskipun website tersebut mendapatkan lonjakan traffic pengunjung yang banyak. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya!

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • citrix.com
  • nginx.com
  • niagahoster.co.id
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    cover_(2).jpg

    Technology

    30 Contoh Slogan Unik dan Menarik Serta Cara Membuatnya

    Detty Risetya

    13 February 2023
    4 min read
    H1_jadwal_fyp_tiktok.jpg

    Technology

    Jadwal FYP TikTok 2022: Jam Terbaik untuk Upload Video

    Nurina Ulfah

    16 January 2023
    5 min read
    0-cara-cek-nomor-indosat.jpg

    Technology

    5 Cara Cek Nomor Indosat dengan Mudah dan Cepat 2022

    Arin Khurota

    19 December 2022
    5 min read

    Video