Careers

Kenali Fear of Missing Out (FOMO): Gangguan Kecemasan

Published on
Min read
5 min read
time-icon
Algonz D.B. Raharja

A passionate ecological researcher and writer who loved to learn about SEO and content writing for marketing purposes

H1_FOMO.jpg

Istilah FOMO atau fear of missing out pernah populer di kalangan remaja era ponsel pintar Blackberry sekitar tahun 2004-2011. Istilah ini juga belakangan digunakan kembali pada berbagai urusan lain, terutama psikologi dan bisnis. Salah satu penggunaan istilah FOMO terdapat pada aktivitas jual beli (trading) saham dan investasi.

Nah, lantas, apa yang dimaksud dengan FOMO ini? Mari simak ulasan berikut ini.

Apa itu FOMO?


FOMO merupakan gejala psikologis yang berupa kekhawatiran tertinggal dari orang lain (Sumber: Pexels)

Menurut Gupta dan Sharma lewat jurnal ilmiahnya yang dimuat dalam World Journal of Clinical Cases, FOMO atau fear of missing out didefinisikan sebagai fenomena jejaring sosial yang mencakup dua proses yaitu persepsi kehilangan dan perilaku kompulsif untuk mempertahankan relasi atau jaringan sosial.

Secara kontekstual, FOMO memiliki kaitan erat dengan kepentingan relasi dan hubungan interpersonal antara satu orang dengan orang lain. Dalam kasus ekstrem, FOMO dapat menimbulkan gangguan kecemasan, fungsi sosial, gangguan tidur, dan produktivitas. 

Elizabeth Scott dalam artikelnya juga menambahkan bahwa fenomena FOMO ini merupakan istilah untuk perasaan “takut ketinggalan” oleh seseorang. FOMO muncul seiring perkembangan media sosial. Hal ini disebabkan karena media sosial telah mempercepat fenomena FOMO dalam berbagai cara, seperti menunjukkan dan membandingkan kehidupan seseorang di satu tempat dengan sorotan kehidupan orang di tempat lain.

Secara umum, FOMO merupakan rasa takut kehilangan pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang dengan hal baru dan kita tidak bisa serupa mereka. Rasa iri akibat merasa “tertinggal” dari orang lain ini lantas didukung oleh berbagai media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Fenomena FOMO tidak hanya menyangkut perasaan tetapi secara fundamental adalah proses perbandingan diri dengan orang lain. Dalam berbagai hal, FOMO dapat menimbulkan kecemasan yang cukup mengganggu insting realitas atau logika seseorang dalam menentukan sesuatu.

Majalah TIMES mendefinisikan FOMO sebagai hal yang lebih subtil lagi yaitu perasaan tidak nyaman dan terkadang menyita banyak waktu hingga terlewat oleh seorang individu. Setiap individu yang terjangkit fenomena FOMO akan memiliki kekhawatiran bahwa rekan-rekan mereka sedang melakukan, mengetahui tentang, atau memiliki sesuatu yang lebih baik dari individu tersebut. Menurut Majalah TIMES, tiga per empat orang dewasa di AS mengaku bahwa mereka pernah mengalami fenomena FOMO ini.

Baca Juga: Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya

Bahaya trading berdasarkan FOMO


FOMO dapat membahayakan pilihan investor saat trading (Sumber: Pexels)

Salah satu aspek yang dapat dipengaruhi oleh FOMO adalah investasi. Meski baru muncul belakangan, namun bahaya investasi berdasarkan FOMO ini juga mau tak mau dipengaruhi oleh media sosial. Perkembangan investasi atau trading saham mulai akrab dikenal ketika media sosial seperti Twitter memberi ruang diskusi investasi yang dapat diakses masyarakat awam secara luas.

Dari ranah linimasa Twitter itu lantas pengetahuan orang tentang trading menjadi meningkat. Begitu pula kemudian berbagai aplikasi trading muncul dan dapat diunduh secara gratis. Seperti sebuah tren, trading lantas muncul sebagai salah satu kegiatan yang dianggap “keren” bagi orang awam.

Lantas, apa saja bahaya trading berdasarkan FOMO? Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Terjebak membeli saham yang tidak dimengerti


Salah satu sumber yang memengaruhi FOMO adalah media sosial (Sumber: Pexels)

Dilansir CNBC, beberapa orang dalam dunia investasi mengalami FOMO sebagai keadaan tegang mental atau emosi yang disebabkan oleh rasa takut kehilangan peluang. Kekhawatiran kompulsif ini membuat seseorang mungkin kehilangan kesempatan yang potensial.

Kecemasan akibat FOMO dapat menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan mana pilihan logis dan mana pilihan yang dipengaruhi pilihan orang lain. Beberapa kasus investasi aset atau saham dilakukan karena rekan atau kolega membeli saham serupa dalam suatu kesempatan.

Peluang investasi yang ideal tentu saja tidak hadir dari mulut ke mulut atau hanya berbasis pada rasa ingin ikut arus dan kekhawatiran tertinggal oleh orang lain. Lebih daripada itu, investasi yang ideal merujuk pada pertimbagnan dampak jangka panjang terhadap tujuan finansial seseorang.

Orang atau individu yang membeli saham karena FOMO secara umum tidak begitu memahami bagaimana pertimbangan investasi atas saham tersebut. Alih-alih melakukan analisis dan observasi terhadap fluktuasi saham, mereka justru dengan basis FOMO langsung berinvestasi hanya agar puas diri saja.

Baca Juga: Pengertian, Cara Kerja, Jenis, dan Risiko Trading

2. Khawatir tertinggal akibat harga saham melonjak


FOMO dapat membuat seseorang salah langkah dalam membeli saham (Sumber: Pexels)

Dilansir dari situs bursa saham Indonesia atau IDX, bahaya FOMO yang utama dalam investasi adalah tumbuhnya kekhawatiran tinggi dalam diri seorang investor. Kekhawatiran ini muncul karena pihaknya takut harga saham terus melonjak. Oleh karena itu, beberapa trader acapkali memaksa untuk membeli saham saat harga saham masih tinggi.

Bahaya ini lantas didukung dengan kemudahan aplikasi trading yang kini mudah diunduh dan dioperasikan lewat gawai. Kecepatan informasi dan proses trading ini semakin membuat FOMO menjadi fenomena mendasar karena beberapa trader berlomba-lomba membeli saham dan menimbulkan kegelisahan.

Tips menghindari FOMO


Berikut adalah tips menghindari FOMO (Sumber: Pexels)

Adapun beberapa tips untuk menghindari FOMO dalam berinvestasi umumnya dapat dijelaskan menjadi beberapa poin sebagai berikut.

1. Pikirkan setiap keputusan keuangan dengan matang


Investor yang baik perlu memikirkan setiap keputusan investasi dengan matang tanpa pengaruh FOMO (Sumber: Pexels)

Langkah pertama untuk menghindari FOMO adalah seorang investor perlu menentukan rencana investasi secara matang. Perencanaan investasi dan finansial yang jelas menjadi tolok ukur atau acuan utama seorang investor.

Hal ini lantas menjadi titik prinsip seseorang sebelum memutuskan berinvestasi dengan membeli saham suatu perusahaan tertentu. Investasi yang ideal tentu saja dipikirkan untuk menjadi investasi jangka panjang, dan bukan hanya sebatas investasi jangka pendek.

Baca Juga: 10 Sekuritas Terbaik Indonesia yang Aman Digunakan untuk Trading

2. Mempelajari investasi dan perkembangan teknologi


Salah satu langkah untuk menghindari FOMO adalah terus mempelajari investasi dan perkembangan teknologi (Sumber: Pexels)

Agar tidak terjebak pada FOMO trading yang membuat orang khawatir, para investor juga perlu terus belajar mengenai investasi tanpa merasa puas dan berhenti pada satu titik. Menambah wawasan tentang dunia saham nantinya dapat membantu seorang investor untuk terbebas dari FOMO dan kekhawatiran mendalam.

Setelah memiliki prinsip dan pengetahuan tadi, seorang investor bisa lebih selektif dan mampu menganalisis pergerakan bursa saham secara penuh. Langkah ini membuat seseorang tidak terjebak pada FOMO atau celoteh mengenai investasi dari mulut ke mulut. Observasi saham juga dapat dilakukan lewat aplikasi trading saham yang memudahkan investor untuk mengambil keputusan di waktu paling tepat.

Baca Juga: Kenali 3 Tipe Trader Ini di Pasar Cryptocurrency

Perbedaan FOMO dengan JOMO


FOMO dapat dihilangkan dan beralih menjadi JOMO yang lebih tenang dalam menghadapi sesuatu (Sumber: Pexels)

Selain FOMO, kita juga mengenal istilah JOMO yang berarti Joy of Missing Out. Adapun perbedaan dari keduanya adalah sebagai berikut.

FOMO JOMO
Perasaan takut kehilangan sesuatu yang besar atau potensial Menikmati yang dilakukan setiap momen tanpa kekhawatiran tentang orang lain
Bersumber pada kekhawatiran dan perasaan tidak nyaman ketika tidak melakukan apa yang dilakukan orang lain Merasa tenang dan tetap santai ketika orang lain melakukan sesuatu, karena perbedaan prinsip dan pertimbangan matang
Memiliki basis pengambilan keputusan yang kurang ideal, karena lebih senang membandingkan sesuatu Memiliki basis pengambilan keputusan kuat karena tidak masalah jika sesuatu terlewat oleh karena pertimbangan dan analisis matang
Memiliki hasrat tinggi untuk multitasking Lebih fokus pada tujuan individu dan tidak terpengaruh pencapaian orang lain
Terpicu oleh emosi dan keinginan yang tidak terkontrol Memiliki daya observasi dan prinsip hidup yang kuat serta dapat mengontrol keinginan

Secara umum, FOMO memiliki berbagai pengaruh negatif terhadap seorang individu, khususnya dalam rangka pengambilan keputusan. Fenomena FOMO dapat menjadi penanda bahwa seseorang mudah terdistraksi oleh orang lain. Hal ini amat berbahaya dalam dunia investasi, karena potensi pengambilan keputusan yang tidak ideal menjadi tinggi.

Seseorang perlu mengubah fenomena FOMO dalam dirinya menjadi JOMO yang secara mendasar memiliki prinsip dan kenikmatan diri secara mandiri tanpa pengaruh orang lain. JOMO adalah sikap yang tepat untuk seorang profesional, terlebih jika mampu menyeimbangkan dan mengimplementasikan observasi serta analisis.

Baca Juga: 12 Rekomendasi Aplikasi Saham Online Terbaik dan Terdaftar di OJK

Bagi kamu yang sedang berinvestasi atau ingin belajar tentang investasi saham, hal ini perlu diperhatikan. Usahakan setiap keputusan diambil bukan karena kekhawatiran seperti FOMO ini.

Sedangkan, bagi kamu yang memiliki potensi menjadi trader atau broker saham, dan ingin meniti karier, maka kamu bisa mendaftar lewat EKRUT. Siapkan CV terbaikmu dan mendaftarlah lewat EKRUT. Sebab, EKRUT bisa mempertemukanmu dengan berbagai perusahaan yang tengah mencari kandidat untuk perusahaan mereka.

Ambillah kesempatan ini dengan matang dan klik tautan di bawah ini untuk mendaftar lewat EKRUT.

sign up EKRUT

Sumber:

  • ncbi.nlm.nih.gov
  • verywellmind.com
  • time.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1.jpg

    Careers

    5 Contoh Biografi Diri Sendiri untuk Peluang dan Perkembangan Karier

    Alvina Vivian

    13 February 2023
    6 min read
    H1_1._Cara_Menulis_Artikel_yang_Baik_Untuk_Pemula.jpg

    Careers

    10 Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar untuk Pemula

    Anisa Sekarningrum

    19 December 2022
    5 min read
    ucapan_perpisahan_kerja_-_EKRUT.jpg

    Careers

    Tips Menyampaikan Kata-kata Perpisahan Kerja yang Berkesan beserta Contohnya

    Maria Tri Handayani

    19 December 2022
    7 min read

    Video