Lainnya

Mengenal Self Harm: Penyebab, Jenis, dan 3 Cara untuk Mengatasinya

Published on
Min read
5 min read
time-icon
Sylvia Rheny

A full time learner marketing enthusiast | Digital Marketing | Content Strategist | Full-Stack Digital Marketing RevoU Batch 9

Mengenal_Self_Harm_Penyebab__Jenis__dan_3_Cara_Untuk_Mengatasinya.png

Dorongan untuk melakukan self harm tidak jarang terjadi pada remaja dan orang-orang yang baru beranjak dewasa. Namun, orang-orang cenderung merahasiakan keinginan untuk self harm dan mengatasinya dengan pengobatan. Yuk, kenali apa saja penyebab self harm, jenis-jenisnya, hingga cara untuk mengatasi self harm di bawah ini!

Baca juga: 5 Cara menghilangkan mental block di kalangan pekerja

Apa itu self harm?


Self harm adalah tanda tekanan emosional. (Sumber: Pexels)

Self harm berarti menyakiti diri sendiri dengan sengaja. Self harm atau berpikir untuk melakukan self harm adalah tanda tekanan emosional. Emosi tidak nyaman ini dapat tumbuh lebih intens jika seseorang terus menggunakan tindakan self harm sebagai mekanisme copingCoping sendiri merupakan respon pikiran dan perilaku terhadap situasi penuh tekanan yang bertujuan untuk mengatasi konflik yang muncul akibat situasi tersebut, baik konflik internal maupun eksternal.

Selain berbahaya bagi diri sendiri, melakukan self harm juga bisa menimbulkan perasaan malu. Bekas luka yang disebabkan oleh self harm sering dapat bersifat permanen. Tidak sedikit orang yang melakukan self harm pada akhirnya menarik diri dari lingkungan. Di lain sisi, tindakan self harm juga dapat mengorbankan waktu dan energi yang berharga. Pada akhirnya, melakukan self harm bisa berdampak negatif terhadap pekerjaan dan hubungan sosial dengan sesama manusia.

Baca juga: ​​Sudah Pernah Tes Kesehatan Mental? Berikut Cara Tes Hingga Kisaran Biayanya

Penyebab seseorang melakukan self harm


Self harm adalah perilaku yang menunjukkan kebutuhan akan keterampilan coping yang lebih baik. (Sumber: Pexels)

Self harm bukanlah penyakit mental, namun merupakan perilaku yang menunjukkan kebutuhan akan keterampilan coping yang lebih baik. Beberapa penyakit terkait dengannya, termasuk gangguan kepribadian ambang, depresi, gangguan makan, kecemasan atau gangguan tekanan pascatrauma.

Adapun penyebab seseorang melakukan self harm adalah sebagai berikut:

1. Pernah mengalami trauma seperti ditelantarkan atau dilecehkan

Self harm paling sering terjadi selama masa remaja dan dewasa muda, meskipun bisa juga terjadi di kemudian hari. Mereka yang paling berisiko adalah orang-orang yang pernah mengalami trauma, penelantaran, atau pelecehan. Misalnya, jika seseorang tumbuh dalam keluarga yang tidak stabil, itu mungkin telah menjadi mekanisme koping. Jika seseorang pesta minuman keras atau menggunakan obat-obatan terlarang, mereka berada pada risiko yang lebih besar untuk melakukan self harm, karena alkohol dan obat-obatan menurunkan pengendalian diri.

2. Mengalami perasaan marah, frustrasi, atau sakit yang luar biasa

Dorongan untuk melakukan self harm mungkin dimulai dengan kemarahan, frustrasi, atau rasa sakit yang luar biasa. Ketika seseorang tidak yakin bagaimana menghadapi emosi, atau belajar menyembunyikan emosi sebagai seorang anak, menyakiti diri sendiri mungkin terasa seperti pelepasan.

Terkadang, self harm merangsang endorfin tubuh atau hormon penghilang rasa sakit, sehingga meningkatkan mood mereka. Atau jika seseorang tidak merasakan banyak emosi, mereka mungkin menyebabkan dirinya sendiri kesakitan untuk merasakan sesuatu yang "nyata" untuk menggantikan mati rasa emosional.

3. Lingkungan sekitar yang tidak mendukung

Lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, teman, sahabat, atau kerabat yang tidak mendukung bisa menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan self harm. Misalnya ketika seseorang sedang benar-benar membutuhkan seseorang untuk berbagi, namun tidak menemukan satupun orang yang benar-benar mendengarkannya atau bahkan justru bersikap abai dan menganggap masalah tersebut sebagai sesuatu yang sepele, maka akan menimbulkan pikiran bahwa ia adalah orang yang tidak penting.

Dampaknya, di kemudian hari, ia tidak akan bercerita kepada siapapun dan memilih memendam sendiri permasalahan yang dihadapi dan hal tersebut akan menimbulkan stres berkepanjangan hingga berujung pada self harm. Begitu seseorang melakukan self harm, mereka mungkin mengalami rasa malu dan bersalah. Jika rasa malu mengarah pada perasaan negatif yang intens, orang itu mungkin akan menyakiti dirinya sendiri lagi. Perilaku demikian dapat menjadi siklus yang berbahaya dan kebiasaan lama.

Baca juga: Ini pentingnya kesehatan mental karyawan bagi perusahaan

Jenis-jenis self harm


Jenis-jenis self harm adalah superficial, stereotypic, dan major self mutilation. (Sumber: Pexels)

Self harm secara patologis dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu superficial self mutilation, stereotypic self mutilation, dan major self mutilation. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

1. Superficial self mutilation

Dibandingkan jenis lainnya, self harm ini merupakan self harm yang terbilang ringan dan wajar, bahkan tidak sedikit yang melakukannya dengan sadar. Meskipun begitu, tetap tidak bisa diabaikan. Contoh self harm jenis ini adalah menyayat atau membeset salah satu bagian tubuh menggunakan benda tajam, seperti pergelangan tangan dengan silet atau pecahan kaca. Kemudian, menarik-narik rambutnya dengan kuat, atau melakukan diet berlebihan.

2. Stereotypic self mutilation

Jenis selanjutnya dari self harm adalah stereotypic self mutilation. Self harm jenis ini adalah self harm yang digunakan oleh seseorang untuk mengendalikan atau ‘menguasai’ rasa sakitnya secara penuh emosi, serta menghilangkan kehampaan dalam diri yang tujuannya untuk memberikan sensasi pada diri. Contoh self harm jenis ini seperti membenturkan kepala ke tembok secara berkali-kali atau menghantam atau memukul tembok dan meja secara berulang dengan tangannya sendiri.

3. Major self mutilation

Jenis lain dari self harm adalah major self mutilation. Jenis self harm ini tergolong yang paling ekstrem jika dibanding yang lainnya. Self harm jenis ini akan melukai salah satu organ atau bagian tubuhnya yang bisa berakibat fatal seperti cedera permanen dan kerusakan organ tubuh.

Contoh tindakan self harm jenis ini seperti memotong salah satu jarinya, membakar salah satu bagian tubuhnya, dan sebagainya. Self harm jenis ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang memang memiliki gangguan psikologis cenderung berat. Penanganan self harm jenis ini memerlukan seorang psikolog atau terapis yang memang ahli di bidangnya.

Baca juga: Manfaat “me time” bagi kesehatan mental dan 7 kegiatan yang bisa untuk dilakukan

Cara untuk mengatasi self harm


Cara pertama mengatasi self harm adalah dengan memahami kondisi diri. (Sumber: Pexels)

Terdapat beberapa solusi untuk mengatasi self harm yang muncul pada diri sendiri. Berikut diantaranya:

1. Coba untuk lebih mengenali dan memahami kondisi diri

Ada baiknya kamu mencari tahu apa yang sebenarnya menjadikanmu ingin melakukan self harm. Misalnya, apakah dengan melihat benda tajam dapat memicu keinginan self harm? Jika ya, maka kamu dapat menjauhkan setiap benda tajam dari jangkauan dan pandangan. Tindakan preventif ini bisa kamu lakukan saat berada dalam emosi yang stabil.

2. Sibukkan diri dengan kegiatan yang positif

Jangan memberikan kesempatan pada diri untuk melakukan self harm, untuk itu kamu bisa mengisi waktumu dengan kegiatan-kegiatan positif seperti berolahraga, menyalurkan hobi, mengembangkan bakat, atau mengikuti kursus-kursus yang bisa meningkatkan skill.

Jika waktu yang kamu miliki sudah dipenuhi dengan aktivitas positif yang padat, maka hal tersebut bisa meminimalisir pikiran untuk bertindak self harm. Beraktivitas positif ini juga bisa membuat kamu membentuk pertemanan atau lingkungan baru yang lebih mendukung atau memotivasi hari-harimu.

3. Mencari bantuan dengan pergi terapi atau konseling

Jika kamu telah mencoba beberapa cara di atas untuk mengatasi self harm namun kamu masih merasa kesulitan, maka jangan ragu untuk berkonsultasi kepada ahlinya. Kamu bisa menceritakan masalah apa yang sedang kamu hadapi kepada psikolog sehingga mereka bisa membantu memahami dan memberikan penanganan profesional lebih lanjut kepadamu.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Self Healing Serta Bedany dengan Self Love, Self Care, dan Self Reward

Self harm tidak sama dengan mencoba bunuh diri namun merupakan suatu gejala rasa sakit emosional yang harus ditanggapi dengan serius. Seseorang yang melakukan self harm berisiko lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri. Sehingga self harm ini penting untuk ditangani secara cepat sejak dini.

Sekian penjelasan tentang self harm mulai dari pengertian hingga cara untuk mengatasi self harm. Semoga bermanfaat, ya!

Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT OfficialNah, jika ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, kamu cukup sekali sign up di EKRUT untuk mendapatkan lebih dari satu kali undangan interview oleh berbagai perusahaan ternama!

Sumber:

  • mind.org
  • nami.org
  • katadata.co.id
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1_-_10_Studio_Foto_Jakarta_untuk_Berbagai_Keperluan_Beserta_Daftar_Harganya.jpg

    Lainnya

    10 Studio Foto Jakarta untuk Berbagai Keperluan beserta Daftar Harganya

    Sylvia Rheny

    09 December 2022
    5 min read
    Manfaat_“Me_Time”_bagi_kesehatan_mental_dan_7_kegiatan_yang_bisa_untuk_dilakukan.jpg

    Lainnya

    Manfaat “me time” bagi kesehatan mental dan 7 kegiatan yang bisa untuk dilakukan

    Sylvia Rheny

    14 November 2022
    6 min read
    H1_People_Pleaser.jpg

    Lainnya

    8 Tanda Kamu Adalah People Pleaser Beserta Tips untuk Meminimalisasinya

    Algonz D.B. Raharja

    11 November 2022
    5 min read

    Video