Careers

9 Tanda kamu workaholic dan dampaknya dalam dunia kerja

Published on
Min read
8 min read
time-icon
Tsalis Annisa

Content Editor who eager to learn more about Marketing | Experienced Editor In Chief with a demonstrated history of working in the internet industry. Skilled in Event Management, Journalism, English, Marketing Strategy, and Social Media. 

workaholic-EKRUT.jpg

Semangat dan komitmen dalam bekerja menandakan bahwa kamu memiliki etos kerja yang baik. Namun, ada perbedaan jelas antara etos kerja dengan perilaku workaholic. Berbeda dengan etos kerja yang memotivasi seseorang untuk bekerja secara optimal, perilaku ini justru dapat membahayakan kesehatan.

Mudahnya akses terhadap berbagai perangkat teknologi seperti laptop, tablet, dan ponsel pintar juga berkontribusi terhadap hal ini. Kamu dapat mengakses pekerjaan dengan mudah, di mana pun dan kapan pun. Dampaknya, kamu pun terbiasa membawa pulang pekerjaan dan mengerjakannya selama waktu beristirahat.

Lalu, apa saja tanda-tanda bahwa kamu adalah seorang workaholic?

Mengenal budaya workaholic di tempat kerja

Mengenal budaya workaholic di tempat kerja
Menjadi workaholic dapat menimbulkan kelelahan hingga masalah kesehatan lainnya - Pexels

Karyawan yang terlalu memaksakan diri melahirkan budaya workaholic di tempat kerja. The Vision Council, sebuah survei di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 48% karyawan di Amerika percaya bahwa mereka adalah workaholic. Time Off dan GfK, sebuah survei lain, menjelaskan bahwa generasi Milenial berpotensi menjadi workaholic dibandingkan pekerja dari generasi yang lebih tua. Banyak karyawan Milenial yang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja daripada berlibur. 

Budaya workaholic di Amerika sangat kuat, padahal banyak penelitian yang menyebutkan bahwa workaholic dapat merusak produktivitas, melahirkan stres, hingga menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental. 

Dikutip dari jurnal.id, ada 64% dari pegawai profesional di Indonesia yang mengaku bahwa dirinya adalah workaholic. Namun penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007) menjelaskan bahwa masih ada budaya hari libur yang memaksa karyawan untuk menikmati waktu bersama keluarga dan perilaku workaholic masyarakat Indonesia masih dalam batas yang wajar. 

Baca juga: 8 Penyakit akibat kerja berlebihan yang sering muncul 

Dilema menjadi workaholic

Dilema menjadi workaholic
Workaholic dapat menimbulkan kekurangan seperti gangguan kesehatan fisik dan mental - Pexels

Di era digital seperti sekarang, teknologi membuat budaya workaholic menjadi semakin tinggi karena sulitnya memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Di lain sisi, workaholic mungkin memiliki kelebihan, walaupun tentunya tetap ada kekurangan. 

1. Kelebihan menjadi workaholic

  • Berikut adalah kelebihan menjadi workaholic:
  • Hasil kerja lebih tinggi, seorang workaholic pasti akan memiliki hasil kerja yang lebih banyak dibandingkan rekan kerja lainnya karena mereka menghabiskan waktu kerja lebih banyak dan mungkin saja mereka juga memiliki pendapatan yang lebih tinggi.
  • Pencapaian kerja lebih tinggi, karena workaholic menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk bekerja, tentunya membuat hasil kerja mereka lebih maju dibandingkan rekan kerja mereka yang lain. 
  • Memiliki kepuasan diri, saat workaholic dapat menyelesaikan pekerjaan mereka, ada rasa bangga dan kepuasan diri yang timbul atas pencapaian mereka. 
  • Meningkatkan keahlian, karena workaholic berdedikasi terhadap pekerjaan mereka akhirnya mereka juga dapat membangun pengetahuan, pengalaman serta keahlian dalam bekerja.  
  • Multitasking, seorang workaholic mungkin saja memiliki keahlian multitasking karena keinginan mereka untuk menyelesaikan semua hal secepat mungkin.
  • Menjadi orang yang dipercaya atasan, menjadi workaholic tentu saja membuat bos atau atasan menjadi lebih percaya karena mereka giat bekerja. 

2. Kekurangan menjadi workaholic

Berikut adalah kekurangan menjadi workaholic:

  • Gangguan kesehatan mental, ada berbagai penelitian yang membuktikan bahwa tekanan berlebihan saat bekerja dapat meningkatkan risiko gangguan jiwa seperti depresi, kesehatan psiko-somatik, kelelahan emosional, perasaan sinisme, hingga OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Bahkan di Jepang, ada istilah “karoshi” yang menggambarkan fenomena kematian karena terlalu banyak bekerja. 
  • Gangguan kesehatan fisik, workaholic juga mungkin kurang memperhatikan kesehatannya karena kurang tidur, makan kurang teratur dan mengkonsumsi kafein secara berlebihan. Sehingga mungkin workaholic mengalami kesulitan tidur, diabetes, penyakit kardiovaskular atau gangguan kesehatan lainnya. 
  • Kesulitan untuk delegasi, seorang workaholic mungkin saja menjadi terlalu perfeksionis dalam mengerjakan pekerjaan mereka, sehingga sulit untuk mempercayakan orang lain untuk diberikan deligasi, karena akhirnya mereka mengerjakan sendiri semua pekerjaan tersebut. 
  • Merusak hubungan pribadi dengan orang terdekat, karena workaholic memiliki sedikit waktu untuk istirahat dan akhirnya mereka tidak banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, pasangan, juga teman-teman mereka sehingga cenderung mengasingkan diri dari orang terdekat. 
  • Merusak hubungan baik dengan rekan kerja, tidak hanya mengasingkan diri dari orang terdekat, menjadi workaholic akhirnya menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat dan mungkin saja akhirnya workaholic kehilangan rasa hormat dari rekan-rekan kerja mereka. 
  • Kamu tidak tergantikan, hal ini mungkin terdengar bagus untuk para workaholic karena membuat mereka dapat diandalkan, namun mungkin akan merepotkan rekan kerja mereka ketika si workaholic tidak dapat bekerja. 

Baca juga: Kenali gejala dan cara mengatasi burnout di tempat kerja 

9 Tanda kamu workaholic 

9 Tanda kamu workaholic
Salah satu tanda kamu seorang workaholic adalah kamu tidak dapat berhenti bekerja - Pexels

Mudahnya akses terhadap berbagai perangkat teknologi seperti laptop, tablet, dan ponsel pintar juga berkontribusi terhadap budaya workaholic ini. Kamu dapat mengakses pekerjaan dengan mudah, di mana saja dan kapan saja. Dampaknya, kamu pun terbiasa membawa pulang pekerjaan dan mengerjakannya selama waktu beristirahat.

Lalu, apa saja tanda-tanda bahwa kamu adalah seorang workaholic?

1. Hampir tidak ada waktu untuk keluarga

workaholic - EKRUT
Tanda workaholic adalah ketika kamu melewatkan banyak acara keluarga - EKRUT

Tanpa disadari, kamu mungkin telah mengabaikan anggota keluargamu karena bekerja secara terus-menerus. Tak hanya itu, kamu mungkin juga telah melewatkan banyak acara keluarga, dan tidak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan mereka. Jika ini benar terjadi padamu, berhati-hatilah. Pasalnya, hal ini dapat mengakibatkan renggangnya hubungan kamu dengan keluarga.

2. Kamu bekerja tanpa henti

workaholic - EKRUT
Karyawan workaholic seringkali membawa pulang pekerjaan - EKRUT

Walaupun kamu pulang bekerja tepat waktu, kamu tetap dapat dikatakan sebagai seorang workaholic bila kerap membawa pulang pekerjaan yang belum terselesaikan. Lambat-laun, rumah yang seharusnya menjadi tempat beristirahat justru terasa seperti kantor cabang. Selain merugikan dirimu sendiri, ini juga merupakan contoh yang tidak baik bagi sesama karyawan.

3. Makan siang sambil bekerja

workaholic - EKRUT
Orang yang workaholic memanfaatkan waktu untuk selalu bekerja - EKRUT

Orang yang workaholic cenderung tidak ingin menyia-nyiakan waktu mereka untuk melakukan hal lain, jadi umumnya mereka juga menggunakan waktu makan siangnya untuk bekerja. Menghabiskan waktu makan siang sambil bekerja mungkin akan memberikan kamu lebih banyak waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sayangnya, kebiasaan ini justru dapat menurunkan produktivitas.

Baca juga: Ini 7 manfaat tidur siang di kantor yang tingkatkan performamu

4. Kualitas tidur terganggu

workaholic - EKRUT
Orang yang workaholic biasanya memiliki waktu tidur yang tidak teratur - EKRUT

Jika kamu terus bekerja hingga larut malam, tubuhmu tidak akan memperoleh cukup waktu untuk beristirahat. Kamu akan terus mengulang siklus tidur yang tidak sehat, yang membuatmu hanya bisa tidur selama beberapa jam dalam sehari. Kebiasaan ini lama-kelamaan dapat memengaruhi aspek kesehatan yang lain.

5. Kesehatan terganggu

workaholic - EKRUT
Terlalu lama bekerja dapat membuat kesehatanmu terganggu - EKRUT

Selain kurang tidur, kamu juga berisiko mengalami gangguan kesehatan yang lain. Gangguan ini dapat menimpa fisik maupun mental kamu.
Para workaholic umumnya memiliki risiko lebih besar terkena masalah kesehatan seperti penyakit jantung, masalah berat badan, insomnia, gangguan kesehatan, dan masalah kecanduan.

6. Tiba di kantor paling awal dan pulang paling akhir

workaholic - EKRUT
Hindari kebiasaan lembur di kantor - EKRUT

Kebiasaan ini biasanya diawali dengan anggapan bahwa tiba di kantor lebih awal akan membuat kamu lebih fokus. Ada pula yang beranggapan bahwa pulang paling akhir dari kantor berguna untuk mengatur agenda pada keesokan harinya. Meski begitu, kebiasaan buruk ini sebaiknya dihindari karena justru dapat membuat kamu bekerja lebih banyak.

7. Tidak pernah benar-benar berlibur

workaholic - EKRUT
Orang yang workaholic merasa tidak masalah membawa pekerjaan di saat libur - EKRUT

Salah satu tanda dari workaholic adalah ketidakmampuan untuk menyudahi pekerjaan dan beristirahat. Sekalipun kamu sedang berlibur, ponselmu mungkin terus menyala dan kamu perlu menanggapi pesan yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika tidak, kamu akan merasa tidak aman dan terus memikirkannya.

Baca juga: Jika alami 8 tanda ini, artinya kamu butuh cuti secepatnya!

8. Kamu menghindari acara-acara sosial

workaholic - EKRUT
Orang yang workaholic seringkali tidak punya waktu untuk kegiatan sosial - EKRUT

Selain kewalahan untuk meluangkan waktu bersama keluarga, kamu juga tidak mampu menghadiri berbagai acara bersama orang lain. Saat kamu menghadiri acara-acara tersebut, kamu tetap memikirkan pekerjaan yang belum selesai dan agenda untuk hari esok.

9. Kamu tidak bisa mengatakan tidak pada atasan 

workaholic - EKRUT
Orang yang workaholic seringkali tidak bisa menolak pekerjaan dari atasan - EKRUT

Tanda lain yang menunjukkan kamu seorang workaholic adalah ketika kamu selalu mengatakan "ya untuk setiap tugas tambahan yang diberikan atasan dan menerima proyek di luar tugas pekerjaan kamu dengan sukarela. Sebab meski mengerjakan proyek tambahan terkadang baik untuk karier, namun penting untuk mengenali apakah kamu terlalu memforsir pekerjaan. 

Alih-alih menunjang produktivitas, menjadi workaholic justru mungkin saja mengacaukan karir yang sedang kamu bangun. Pasalnya, kamu akan selalu merasa lelah dan kewalahan. Jadi, jika kamu mengalami beberapa tanda di atas, cobalah untuk segera merubah pola kerjamu. Mulailah mencari cara manajemen waktu yang baik, dan cara menjaga keseimbangan dunia kerja dan kehidupan pribadimu.

Ingat, pekerjaan dan kariermu memang penting, tapi menyayangi dirimu dengan kerja pintar juga termasuk hal yang tidak kalah penting.

workaholic - EKRUT
Last update: 24 September 2021

Sumber:

  • lifehack.org
  • usnews.com
  • forbes.com
  • insperity
  • lifehack
  • shrm
  • jurnal.id
  • repository.uinjkt.ac.id  
  • praguepost 
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1_1._Cara_Menulis_Artikel_yang_Baik_Untuk_Pemula.jpg

    Careers

    10 Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar untuk Pemula

    Anisa Sekarningrum

    19 December 2022
    5 min read
    ucapan_perpisahan_kerja_-_EKRUT.jpg

    Careers

    Tips Menyampaikan Kata-kata Perpisahan Kerja yang Berkesan beserta Contohnya

    Maria Tri Handayani

    19 December 2022
    7 min read
    cara-membalas-email-panggilan-interview---EKRUT.jpg

    Careers

    Cara Membalas Email Panggilan Interview

    Maria Tri Handayani

    14 December 2022
    7 min read

    Video