Pemula yang masih mengumpulkan modal juga bisa berinvestasi, lho! Sekarang, ada banyak pilihan instrumen investasi contohnya seperti reksa dana dan ETF. ETF merupakan kepanjangan dari exchange traded fund. ETF adalah investasi gabungan yang beroperasi seperti reksa dana atau terdiri dari sekeranjang investasi saham serta obligasi. Simak pengertian, contoh, kelebihan dan kekurangannya juga, ya.
Apa itu ETF?
ETF (exchange traded fund) adalah reksa dana (sumber: pexels)
ETF (exchange traded fund) adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). ETF dapat dibeli atau dijual di bursa saham seperti cara menjual saham pada umumnya. Ini memungkinkan kamu berinvestasi di banyak sekuritas sekaligus. Apalagi, biaya yang diperlukan juga lebih rendah daripada jenis dana lainnya. ETF sebenarnya memiliki dua karakteristik, yaitu pengelolaan dananya seperti reksa dana dengan mekanisme saham dalam transaksi jual beli. Jadi, cocok untuk kamu yang pemula.
ETF dirancang untuk melacak nilai aset atau indeks yang mendasari, baik komoditas seperti emas atau sekeranjang saham. Perdagangan dilakukan dengan harga yang sudah ditentukan pasar. Berikut bagaimana cara ETF bekerja.
- Penyedia ETF mempertimbangkan aset, termasuk saham, obligasi, komoditas, mata uang, dan membuatnya menjadi satu keranjang dengan ticker yang unik.
- Investor membeli sebagian dari sekeranjang saham tersebut seperti membeli saham suatu perusahaan.
- Pembeli dan penjual memperdagangkan ETF sepanjang hari di bursa layaknya saham.
Baca juga: 10 Manajer Investasi Terbaik di Indonesia Lengkap dengan Dana Kelolaan
Jenis-jenis ETF
ETF dirancang untuk melacak nilai aset (sumber: pexels)
Jenis-jenis dari ETF ini beragam dan bisa kamu gunakan untuk menghasilkan pendapatan. Sebagian besar ETF adalah investasi yang dikelola secara pasif (hanya melacak indeks). Ada yang dikelola secara aktif, ada juga yang tidak. Berikut beberapa jenis-jenisnya.
1. ETF saham
ETF saham terdiri dari saham dan biasanya dimaksudkan untuk investasi jangka panjang. Meski risikonya lebih rendah daripada saham individu, ETF saham tetap membawa risiko sedikit lebih besar daripada beberapa saham lain yang tercantum, seperti ETF obligasi.
2. ETF obligasi
ETF obligasi tidak memiliki tanggal jatuh tempo, sehingga penggunaannya menghasilkan pembayaran tunai reguler kepada investor. Pembayaran tersebut berasal dari bunga yang dihasilkan oleh obligasi individu. Risikonya pun jauh lebih rendah daripada ETF saham. ETF obligasi bisa menjadi pelengkap yang sangat baik untuk ETF saham.
3. ETF internasional
Saham asing lebih direkomendasikan untuk membangun portofolio yang beragam. ETF internasional merupakan cara mudah dan biasanya tidak terlalu berisiko. ETF ini mencakup investasi di masing-masing negara atau blok negara tertentu.
4. ETF komoditas
Komoditas merupakan barang mentah yang dapat dibeli atau dijual, seperti emas, kopi, dan minyak mentah. ETF komoditas memungkinkan kamu untuk menggabungkan sekuritas ini ke dalam satu investasi. ETF komoditas juga lebih murah daripada yang memiliki komoditas secara fisik.
5. ETF sektor
Pasar saham AS dibagi menjadi 11 sektor dan masing-masing terdiri dari perusahaan yang beroperasi di sektor tersebut. Sektornya bermacam-macam, mulai dari perawatan kesehatan, keuangan, hingga industri. ETF menawarkan cara untuk berinvestasi di perusahaan tertentu yang masuk ke dalam sektor tersebut. Jenis ETF saat ini dapat memberikan eksposur portofolio ke industri yang sesuai dengan minatmu, misalnya seperti ETF emas dan lainnya.
Baca juga: 12 Rekomendasi aplikasi saham online terbaik dan terdaftar OJK
Kelebihan dan kekurangan ETF
ETF bisa digunakan untuk menghasilkan pendapatan (sumber: pexels)
Seperti produk investasi pada umumnya, ETF tetap memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangannya. Para investor berbondong-bondong menukar dana yang diperdagangkan karena lebih sederhana, murah, dan sebagainya. Berikut kelebihan dan kekurangannya.
1. Kelebihan
ETF memiliki akses ke banyak saham di berbagai industri. Biasanya, rasio biayanya juga lebih rendah dan komisi brokernya sedikit. Manajemen risikonya juga melalui diversifikasi. Selain itu, ada ETF yang fokus pada industri yang ditargetkan. Sifatnya juga transparan yang menjadikan siapapun bisa melacak akses internet dan mencari aktivitas harga ETF tertentu di bursa. Kepemilikan dana diungkapkan setiap hari kepada publik. Berbeda dengan reksa dana yang diungkapkan pada periode bulanan atau triwulan. Transparansi memungkinkan kamu untuk mengawasi dengan cermat apa yang ingin diinvestasikan.
2. Kekurangan
ETF juga memiliki kekurangan. Jika dikelola secara aktif maka memiliki biaya yang lebih tinggi. ETF yang diperdagangkan di bursa, kemungkinan membuatmu dikenakan biaya komisi dari broker online. Biasanya, banyak dari broker yang telah menurunkan komisi ETF menjadi nol, tetapi tidak semua melakukannya. EFT yang berfokus pada industri tunggal juga membatasi diversifikasi. Selain itu, kurangnya likuiditas juga menghambat proses transaksi.
Baca juga: 9 Strategi Belajar Investasi Saham untuk Pemula yang Efektif
Perbedaan dengan reksa dana biasa
ETF memiliki akses ke banyak saham di berbagai industri (sumber: pexels)
ETF dengan reksa dana tentu memiliki perbedaan. ETF adalah reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek, berisi kumpulan saham-saham yang performanya mengikuti indeks terpilih dan menjadi acuan. Sedangkan reksa dana saham merupakan jenis reksa dana yang melakukan investasi minimal 80% dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek bersifat ekuitas. ETF lebih unggul dalam beberapa cara. Biaya investasi yang dikeluarkan jauh lebih rendah dan diversifikasinya lebih baik. Efisiensi pajak yang ditawarkan juga lebih baik dari reksa dana. Berikut perbedaannya secara mendetail.
Keterangan | ETF | Reksa dana |
Biaya untuk berinvestasi | Bervariasi. Harga rata-rata ETF paling populer adalah $59,41 | Bervariasi. Harga rata-rata dari beberapa reksa dana peringkat teratas Morningstar adalah $90,88 |
Biaya | Rasio pengeluaran rata-rata 0,19% | Rasio pengeluaran rata-rata 0,50% ditambah biaya lainnya |
Proses transaksi | Diperdagangkan selama jam pasar reguler dan jam diperpanjang | Di akhir hari perdagangan setelah pasar tutup |
Perlu diketahui, meski biaya ETF lebih rendah, biaya ini juga bervariasi dari satu dana ke dana lainnya. Sehingga tergantung kepada penerbit, kompleksitas, dan permintaannya. Bahkan, ETF mampu melacak indeks yang sama meski memiliki harganya berbeda.
Baca juga: 10 Sekuritas Terbaik Indonesia, Aman untuk Investasi Saham 2022
Contoh ETF
ETF adalah reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek (sumber: pexels)
Dana yang kamu perdagangkan di bursa harus dipahami dengan baik. Dengan memahami dasarnya, kamu bisa memutuskan ETF mana yang ingin dipilih ke dalam portofolio. Berikut beberapa pilihan daftar ETF.
- KIK Premier LQ45 (R-LQ45)
- Indeks Premier ETF Index IDX30 (XIID)
- Indeks STAR ETF SRI-KEHATI (XSRI)
- Indeks KISI IDX Value30 ETF (XKIV)
- Ashmore ETF LQ45 ALPHA (XAQA)
- Indeks Bahana ETF Bisnis – 27 (XBIN)
- Phillip MSCI Indonesia Equity Index (XPMI)
- Pinnacle FTSE Indonesia (XPFT)
- Pinnacle Enhanced Sharia ETF (XPES)
- Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds (XISB)
- KIK Syariah Premier ETF JII (XIJI)
Baca juga: Kenali Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) beserta Kelebihan dan Kekurangannya
ETF adalah instrumen investasi yang cocok untuk kamu pilih jika masih pemula di bidang ini. Selain karena risikonya lebih rendah, modal yang diperlukan juga tidak besar. Kamu bisa mengasah kemampuan dari sekarang dan temukan karier impianmu di bidang digital dengan sign up di EKRUT. EKRUT jadi platform yang tepat karena kamu bisa mendapatkan berbagai lowongan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan ternama tanpa harus dikenakan biaya alias gratis!
Sumber:
- investbro.id
- nerdwallet.com
- investopedia.com