startup

Konsinyasi adalah: Pengertian, kelebihan dan kekurangan beserta 4 tips kerja samanya

Published on
Min read
5 min read
time-icon
Ningtyas Dewanasari Kinasih

A newcomer in content writing who studied tourism. Very keen to learn about this field.

Konsinyasi_adalah_Pengertian__kelebihan_dan_kekurangan_beserta_tips_kerja_samanya.jpg

Dalam bisnis, berbagai macam metode atau kerjasama akan dilakukan untuk meningkatkan keuntungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem konsinyasi. Pernahkah kamu mendengar istilah konsinyasi? Apabila kamu bekerja di bidang ritel, mungkin tidak asing dengan istilah tersebut.

Konsinyasi adalah bentuk kerjasama dimana pemilik akan menitipkan produknya untuk dijual pihak penyalur. Tentunya dengan ketentuan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Agar dapat menerapkan konsinyasi dengan tepat, perhatikan kelebihan, kekurangan, contoh, dan tipsnya berikut ini.

Baca juga: Model bisnis D2C: Kenali pengertian, keunggulan, kelemahan, strategi, dan contohnya

Apa itu konsinyasi?


Konsinyasi adalah suatu perjanjian kerjasama antara consignor dan consignee. (Sumber: Pexels)

Dilansir dari kumparan.com, sistem konsinyasi adalah suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik barang menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya dan akan mendapatkan komisis tertentu yang sudah disepakati. Terdapat sebutan tersendiri untuk kedua nelah pihak yang melakukan konsinyasi. Pemilik barang disebut consignor, sedangkan pihak yang dititipi atau penjual barang disebut dengan consignee.

Dengan kata lain, sistem kerjasama konsinyasi adalah consignor akan menyerahkan stok barang atau inventaris kepada consignee, namun tidak membelinya secara langsung. Consignee akan menjual barang tersebut pada konsumennya. Dari hasil penjualan tersebut, consignor akan mendapatkan keuntungan dan memberikan komisi kepada consignee. Apabila barang tidak terjual atau tersisa, pengecer atau consignee dapat mengembalikannya pada consignor (pemasok) tanpa risiko.

Sistem kerjasama konsinyasi produk ini seringkali dijadikan metode hemat bagi pengecer untuk mengisi toko mereka. Pemasok pun akan mendapatkan keuntungan dari barang yang terjual, sekaligus mendapatkan eksposur tanpa harus melakukan proses pemasaran.

Baca juga: 3 Contoh MoU sebagai Perjanjian Kerja Sama Secara Profesional

Kelebihan dan kekurangan bisnis konsinyasi


Salah satu kelebihan konsinyasi adalah menghemat biaya operasional untuk pemasok. (Sumber: Pexels)

Sama halnya dengan strategi bisnis lainnya, kerjasama konsinyasi adalah sistem yang banyak memiliki kelebihan. Namun, kamu perlu memperhatikan juga risiko atau kekurangan dari menggunakan sistem tersebut. Kelebihan dan kekurangan ini bisa dirasakan oleh consignor dan consignee.

Berikut ini kelebihan dan kekurangan konsinyasi dari segi pemilik barang atau consignor.

Kelebihan Kekurangan
Menghemat biaya operasional, terutama penyewaan ruko dan membayar karyawan. Jika produk kurang diminati, consignee akan mengembalikannya dan pemilik harus mencari cara untuk menjualnya kembali.
Memiliki peluang lebih besar untuk memasarkan produk ke market yang lebih luas dan kompetitif. Tidak akan mendapatkan pembayaran secara langsung karena harus menunggu produk terjual dari pengecer.
Dapat meningkatkan product awareness kepada konsumen baru. Apabila terjadi kerusakan pada barang, kemungkinan kamu akan menanggung kerugian dari produk tersebut.
Lebih mudah untuk melakukan pengujian minat konsumen terhadap produk. Menghemat biaya pemasaran produk. Tidak semua jenis produk bisa dijual dengan menggunakan sistem konsinyasi.

Sedangkan untuk consignee atau pengecer, kelebihan dan kekurangan sistem konsinyasi adalah sebagai berikut.

Kelebihan Kekurangan
Tidak perlu membayar barang kepada pemasok sampai barang terjual. Harus memiliki ruangan yang cukup untuk produk-produk baru.
Dengan cepat dapat memperluas pilihan produk untuk toko kamu. Mengeluarkan biaya lebih untuk menyewa tempat untuk menyimpan persedian.
Apabila barang yang dijual kurang diminati, kamu bisa melakukan retur ke pemiliknya. Barang yang rusak atau hilang di toko, merupakan tanggung jawab kamu untuk menggantinya.
Dapat memilih berbagai macam produk baru yang dapat menarik konsumen. Tingkat risiko bisnis yang relatif rendah.

Baca juga: Kartel Adalah: Pengertian, Cara Kerja, Karakteristik, dan 6 Jenisnya

Contoh bisnis konsinyasi


Contoh konsinyasi adalah kerjasama antara produsen besar dengan toko ritel kecil. (Sumber: Pexels)

Sebagai contoh sistem konsinyasi adalah seseorang memproduksi kemeja dan jaket, dan ingin menjual produknya di toko retail pakaian. Pemilik barang dan toko retail membuat kesepakatan, dengan menyerahkan masing-masing 50 kemeja dan jaket. Dalam kesepakatan tersebut, barang akan dititipkan selama 90 hari. Dalam kurun waktu tersebut, produk jaket terjual habis, sedangkan kemeja masih tersisa sebanyak 10 buah. Maka, 10 kemeja yang tidak terjual tersebut akan dikembalikan kepada pemilik barang.

Kerjasama konsinyasi pun dapat dikatakan berhasil karena pihak consignor dan consignee mendapatkan keuntungan. Apabila hubungan yang terjalin selama kerjasama berjalan baik, kedua belah pihak dapat melakukan konsinyasi kembali.

Selain itu, tanpa kamu sadari konsinyasi juga sering terjadi dalam bisnis sehari-hari. Adapun contoh umum dari konsinyasi adalah produsen besar dengan toko atau warung ritel kecil. Toko-toko ritel kecil yang terdapat di berbagai wilayah biasanya menjadi tempat distribusi terbaik bagi produsen, seperti cemilan, minuman instan, kopi kemasan, mi instan, minyak goreng, deterjen, dan produk eceran sehari-hari lainnya. Apabila kamu membuka toko ritel kecil di lingkungan rumahmu, biasanya akan ada karyawan dari suatu perusahaan ritel yang ingin melakukan perjanjian konsinyasi dengan kamu.

Baca juga: Apa Itu Etika Bisnis? Berikut Pengertian, Prinsip, Manfaat, Tujuan, Dan 4 Contohnya

4 Tips kerja sama konsinyasi


Menjaga hubungan baik antara kedua belah pihak merupakan hal penting. (Sumber: Pexels)

Setelah mengetahui konsinyasi serta kekurangan, kelebihan, dan contohnya dalam dunia bisnis. Penting untuk kamu mengetahui tips agar konsinyasi dapat berjalan dengan lancar. Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa konsinyasi adalah kerjasama yang melibatkan dua pihak, maka berikut ini tips yang dapat kamu ikuti untuk mendapatkan keuntungan maksimal.

1. Buatlah perjanjian yang saling menguntungkan

Tips pertama sistem konsinyasi adalah kedua pihak (consignor dan consignee) harus terbuka mengenai kesepakatan yang diinginkan. Pastikan isi perjanjian tidak merugikan salah satu pihak atau setidaknya meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Pertanyaan seperti besaran komisi, biaya tambahan, periode konsinyasi, tagihan, kebijakan pengiriman dan pengembalian, komunikasi, dan lainnya harus disepakati dengan jelas.

2. Selektif memilih mitra kerjasama


Tips penting konsinyasi adalah pastikan mitra kerja memiliki track record yang baik. (Sumber: Pexels)

Baik sebagai consignor atau consignee, saat ingin melakukan konsinyasi pastikan mitra kamu memiliki rekam jejak yang baik. Hal tersebut penting untuk mencegah risiko kerugian akibat terjadinya pelanggaran dari salah satu pihak.

3. Mencocokan toko dengan produk yang ingin dijual

Mengingat konsinyasi adalah sistem kerjasama dengan adanya retur apabila produk tidak terjual, cara untuk meminimalisirnya adalah dengan memilih mitra yang cocok. Sebagai consignor atau pemilik produk, memilih toko yang tepat untuk menjual produk kamu sangatlah penting.

Hal itu akan berpengaruh besar pada penjualan barang kamu nantinya. Apabila kamu pemasok makanan dengan harga tinggi, tidak akan cocok jika dititipkan di toko ritel kecil. Kamu bisa menitipkannya di cafe, restoran, dan tempat lainnya yang kira-kira sesuai.

4. Melakukan pengaturan display produk


Display produk dapat menjadi faktor penentu penjualan. (Sumber: Pexels)

Bagaimana produk ditampilkan atau dalam toko menjadi salah satu faktor penentu penjualan. Semakin banyak pelanggan yang melihat produkmu, maka peluang untuk terjual pun meningkat. Pastikan kamu bisa mengatur posisi barang di toko. Kamu juga dapat berdiskusi dengan pemilik toko mengenai hal ini.

Baca juga: 6 Contoh Surat Penawaran Barang Resmi Yang Baik Dan Benar

Sistem kerjasama konsinyasi adalah strategi yang cukup menguntungkan untuk kedua belah pihak yang terlibat. Walaupun demikian, pastikan kamu juga sudah paham dengan risiko yang kemungkinan bisa terjadi. Memiliki komunikasi yang baik dengan mitra konsinyasi adalah salah satu kunci keberhasilan sistem kerjasama tersebut.

Untuk mendapatkan informasi penting lainnya seputar dunia kerja, pastikan kamu mengakses laman EKRUT. Kamu juga bisa melakukan registrasi di laman talent marketplace tersebut untuk dihubungkan ke berbagai perusahaan. Yuk, daftar sekarang di EKRUT!

sign up EKRUT

Rekomendasi Bacaan:

Sumber:

  • kumparan.com
  • ocbcnisp.com
  • accurate.id
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1.jpg

    Careers

    5 Contoh Biografi Diri Sendiri untuk Peluang dan Perkembangan Karier

    Alvina Vivian

    13 February 2023
    6 min read
    H1_1._Cara_Menulis_Artikel_yang_Baik_Untuk_Pemula.jpg

    Careers

    10 Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar untuk Pemula

    Anisa Sekarningrum

    19 December 2022
    5 min read
    ucapan_perpisahan_kerja_-_EKRUT.jpg

    Careers

    Tips Menyampaikan Kata-kata Perpisahan Kerja yang Berkesan beserta Contohnya

    Maria Tri Handayani

    19 December 2022
    7 min read

    Video